Aliansi UNY Bergerak Gelar Aksi di Gedung Kemendikbudristek, Baju Dansa Diberikan ke Nadiem Makarim
Sumber gambar: Dok/LPM Progress/Valensiya
LPM Progress - Jumat, (10/2) Aliansi UNY Bergerak yang merupakan gabungan dari Aliansi Pendidikan Gratis (Apatis) dan beberapa kampus di Indonesia serta elemen masyarakat melakukan aksi simbolik pukul 14:00 WIB di depan Gedung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jakarta Pusat. Aksi yang dihadiri oleh 50 sampai 70 massa ini menyuarakan kekecewaan mereka terhadap permasalahan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang terjadi di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan kampus lainnya di Indonesia.
Aliansi UNY Bergerak menagih apa yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya (Permendikbud) bahwa tidak boleh ada mahasiswa yang putus kuliah karena permasalahan ekonomi. Di dalam aksi ini mereka mempertanyakan peran Nadiem untuk permasalahan UKT yang dialami oleh teman-teman UNY dan kampus lain.
Mereka menuntut Kemendikbud untuk terlibat langsung dalam permasalahan UKT yang terjadi di UNY dan kampus lain serta meminta Kemendikbud untuk menegur Rektor UNY. Sebab mereka sudah melakukan beberapa kali audiensi namun hasilnya tidak signifikan.
"Menteri harus menegur Rektor UNY, karena saat ini rektor belum bisa menyelesaikan masalah UKT di UNY," ujar Mushab dari Tim Kajian Aliansi UNY Bergerak.
Jika tidak ada jawaban dari tuntutan ini, maka Aliansi UNY Bergerak akan mencoba segala cara. Mereka akan terus melakukan pendekatan secara tidak resmi di segala pemangku jabatan termasuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan menyuarakan dengan membuat tulisan ke dunia internasional.
Aliansi UNY Bergerak juga membacakan surat dan memberikan baju dansa sebagai simbol Nadiem yang lebih peduli terhadap dansa daripada permasalahan UKT di UNY yang sudah menjadi berita nasional.
"Ketika UKT menjadi isu yang besar di nasional, menteri tidak merespon dan justru merespon dengan prestasi. Prestasi juara dansa," tambah Mushab.
Penulis: Harry Wijaya
Wartawan: Valensiya
Editor: Naptalia