BEM Nusantara Gelar Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM
Sumber gambar: Dok/LPM Progress/Danil Dwi Saputra
LPM Progress – Kamis (01/09), aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEMNUS) menggelar aksi tepat di depan Patung Kuda Arjuna, Jakarta. Aksi yang bertajuk Tolak Kenaikan Harga BBM dan Pasal-Pasal Kontroversial RKUHP ini dihadiri oleh 300 massa aksi yang terdiri dari berbagai universitas yang ada di Jakarta.
Dalam aksi kali ini, massa aksi membawa 2 tuntutan khusus sesuai dengan kajian yang telah dilakukan oleh BEMNUS. Adapun 2 tuntutan tersebut ialah pertama, massa aksi menolak kenaikan BBM dan meminta pemerintah untuk merelokasikan anggaran kementerian atau lembaga lainya untuk dialihfungsikan kepada subsidi BBM.
“Karna BBM dinilai sangat general sebagai kebutuhan masyarakat, ketika BBM naik akan berdampak domino terhadap harga-harga lainnya,” ujar Ahmad Faruuq selaku koordinator BEMNUS.
Sementara tuntutan kedua, massa aksi menolak pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). Massa aksi meminta Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) merespon aspirasi-aspirasi masyarakat serta membatalkan pasal-pasar kontroversial yang ada di dalam RKUHP karena dinilai dapat membungkam kebebasan dalam berpendapat.
“Misalnya penghinaan kepada Presiden karna itu sangat politis dan rawan digunakan untuk membungkam demokrasi,” tutur Ahmad.
Lebih lanjut, Ahmad menuturkan, apabila dalam aksi ini tidak ada jawaban dari pemerintah maka aksi nasional ini akan terus berlanjut. Selain itu, BEMNUS juga akan mengajak seluruh mahasiswa di berbagai daerah untuk hadir di Jakarta untuk saling menyampaikan aspirasi secara besar-besaran. Diakhir wawancara Ahmad Faruuq berharap agar mahasiswa dapat ikut terlibat dalam menyampaikan aspirasi serta mengikuti kajian-kajian yang diselenggarakan.
“Agar timbul rasa peduli serta paham karena mungkin apatis atau tidak mengikuti kajian yang diselenggarakan, sehingga teman-teman tidak mengetahui karena tidak mengetahui itulah temen-temen tidak terpanggil untuk menyampaikan aspirasi," jelas Ahmad.
Penulis : Valensiya
Editor : Andini Dwi Noviyanthi