Bentrokan di Pancoran, Warga Pertahankan Ruang Hidupnya
Foto: Suasana saat pasca rusuh bentrokan di Jalan Pancoran Buntu 2C, Pancoran, Jakarta Selatan. Dok/LPMProgress/EdrianJedijahSihotang
LPM Progress — Rabu (17/03) terjadi kericuhan di Jalan Pancoran Buntu 2C, Pancoran, Jakarta Selatan. Kericuhan diawali dari penggunaan bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pos jaga oleh pihak PT. Pertamina, Polisi beserta Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila (PP). Warga berusaha untuk merebut bangunan PAUD dari pihak-pihak tersebut sejak sekitar pukul 3 sore. Negosiasi berjalan alot, hingga pada kurang lebih pukul 6 petang, polisi dan ekskavator meninggalkan kawasan Pancoran Buntu 2C.
Kronologi kejadian menurut salah satu warga, awalnya dilakukan mediasi antara warga dengan aparat dan Ormas PP untuk meninggalkan PAUD yang difungsikan sebagai pos jaga. Permintaan itu disetujui oleh pihak aparat dan Ormas PP sekaligus menarik ekskavator, namun disertai dengan propaganda kepada warga.
"Iya, ketika disuruh keluar, mereka setuju, tapi sambil (melakukan) propaganda ke warga," ujar warga yang tidak ingin disebutkan namanya saat diwawancarai, Rabu (17/03).
Pada pukul 22.00 WIB, bentrokan pun terjadi karena provokasi dari pihak Ormas dengan melemparkan batu dan molotov, hingga polisi pun menembakkan gas air mata. Sampai pukul 00.46 WIB, tercatat jumlah korban yang berhasil didata sebanyak 23 orang, yang terdiri dari warga dan kawan solidaritas.
Menurut rilis kronologi yang diterbitkan Forum Pancoran Bersatu, akses masuk ke wilayah Pancoran Buntu sempat diblokade. Akibatnya akses medis untuk warga menjadi terhambat.
Pada pukul 02.45 WIB, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres), Azis Andriansyah menemui warga untuk meredam kekacauan dan meluruskan kejadian bahwa penembakan gas air mata yang ditembakkan polisi bertujuan untuk memisahkan keributan yang terjadi.
"Mohon maaf, kita terpaksa menembakkan gas air mata, untuk memisahkan," ujar Azis.
Sempat terdapat informasi simpang siur terkait adanya warga dan kawan solidaritas yang dibawa ke Polda Metro Jaya, namun pihak warga dan kawan solidaritas memastikan bahwa tidak ada bagian dari mereka yang dibawa ke Polda.
Reporter: Yazid Fahmi
Penulis: Darmawan
Editor: Nira Yuliana