Gelombang Penolakan Omnibus Law Kian Membesar

Gelombang Penolakan Omnibus Law Kian Membesar

Keterangan Foto : (dok/ pribadi/ Pragha Mahardhika)

LPM Progress - Jakarta, Selasa (10/20) sejumlah aliansi mahasiswa dari berbagai macam Universitas, menggelar aksi unjuk rasa penolakan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.

Massa aksi melakukan long march dari Universitas Pancasila di jalan Lenteng Agung, menuju Universitas IISIP Jakarta dengan atribut tuntutanya. Aksi unjuk rasa yang sempat diwarnai dengan memblokade jalan dan pembakaran ban menuai kemacetan, massa aksi sempat cekcok dengan pengendara motor yang melintas disekitar jalan menuju Pasar Minggu.

https://lpmprogress.com/uploads/images/image_750x415_5e67ac72160df.jpg

Massa aksi melanjutkan orasi terkait tuntutannya yaitu ; Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja yang dinilai kurang berpihak kepada kepentingan rakyat, melainkan investor asing, dan kepentingan kaum elit oligarki.

Adapun massa aksi menuntut pemerintah untuk berhenti melakukan tindakan represif, dan kriminalisasi terhadap ruang demokrasi. Dalam orasinya, massa aksi menilai bahwa pemerintah telah gagal menyelesaikan permasalahan nasional yang tak kunjung membaik.

Para demonstran mulai membubarkan diri pada pukul 17.00 WIB dan aparat kepolisian mulai bertindak untuk menertibkan lalu lintas kendaraan yang sempat terganggu akibat aksi demonstrasi tersebut.

Penolakan Omnibus Law di Beberapa Daerah

Sementara itu, penolakan demi penolakan terkait Omnibus Law Cilaka juga terjadi di beberapa kota besar di Indonesia. Melalui beberapa akun sosial media berbagai aliansi mahasiswa universitas yang ada di Yogyakarta, melakukan konsolidasi terkait dengan penolakan Omnibus Law. Sama seperti penolakan RKUHP dengan seruan “Gejayan Memanggil” menjadi bagian dari gerakan mahasiswa untuk menolak kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat.

Aksi penolakan terkait Omnibus Law Cilaka terus diikuti berbagai kota-kota besar lainnya seperti Jambi, Jawa Timur, Sumatera Barat dan daerah lainnya. Melalui beberapa akun organisasi dan individu di media sosial, seruan aksi menolak Omnibus Law kian membesar.

Penulis : Pragha Mahardhika

Editor : Refa Tri Ustati