Jangan Persempit Ruang Publik, Ruang Publik Milik Bersama
Sabtu pagi, 24 Agustus 2019 di Taman Lembah Gurame, Kota Depok, telah berlangsung acara “Taman Kota Punya Kita!”, yang merupakan bagian dari rangkaian program Ruang Publik Bersama.
“Program Ruang Publik Bersama ialah program yang tujuannya membangun kesadaran para pemangku kepentingan kota, agar mereka mau mewujudkan ruang publik yang inklusif,” ujar Lahandi Baskoro selaku project leader Ruang Publik Bersama.
Ruang publik inklusif itu sendiri berarti ruang publik yang mau mengakomodir orang-orang yang mungkin selama ini kurang dapat perhatian seperti disabilitas, lansia, masyarakat dengan perekonomian lemah, dan sebagainya.
Program yang dimulai sejak Februari 2019 ini telah menjalankan sejumlah rangkaian, salah satunya dengan bertemu Pemerintah Kota Depok untuk menyampaikan aspirasi mengenai ruang publik ini. Hasilnya, program tersebut mendapatkan respon yang positif dari pemerintah Kota Depok, bahkan diundang untuk menjadi bagian dari perencanaan Masterplan Depok Smart City.
Namun, fasilitas untuk disabilitas di Kota Depok sendiri masih belum memadai. “Kalo ada tangga itu minta tolong sama orang gitu sih, karena kurang akses kalau pakai tanjakan itu kan bisa mandiri,” kata Ican salah satu teman tuli.
Padahal penyandang disabilitas juga banyak yang berprestasi bahkan membuat Presiden Jokowi terpukau saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2018, di Summarecon Mal Bekasi, Jawa Barat pada bulan Desember 2018.
Dikutip dari Medcom.id, Jokowi mengaku terpukau dengan rangkaian acara HDI 2018. Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan suatu wadah bagi kaum disabilitas untuk menampilkan prestasi dan mengukir prestasi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan, apa yang disaksikannya sangat luar biasa. Kaum disabilitas mampu mengukir prestasi di berbagai bidang.
Dia mencontohkan dengan ajang Asian Para Games 2018. Saat itu, Indonesia berhasil mendulang 37 medali emas. Tidak hanya olahraga, kaum disabilitas juga mampu unjuk prestasi di berbagai bidang lainnya. Seperti Risnawati Utami, orang pertama Indonesia yang diangkat sebagai Anggota Komite Hak Penyandang Disabilitas PBB.
Ada pula Habibi Afsyah, penderita Muscular Dytrophy (penyakit yang menyerang saraf motorik pada tubuh). Ia sukses pada sektor internet marketing, bahkan Habibi disebut mampu meraih omzet puluhan juta rupiah setiap bulan.
"Prestasi seperti ini tidak pernah kita bicarakan dan tidak pernah kita angkat. Ini harus kita angkat agar yang lain memiliki semangat yang sama," ujar Jokowi.
Penulis : Saefudin
Editor : Nurulita