Keterbatasan Dana Membuat LMS Unindra Baru Bisa Terealisasikan
Ket. Gambar: Antarmuka tampilan situs LMS Unindra. (Sumber: lms.unindra.ac.id).
LPM Progress — Dana rancangan Learning Management System (LMS) sudah direncanakan sejak tahun 2018, untuk bisa membantu proses pembelajaran mahasiswa di lingkungan Universitas Indraprasta PGRI (Unindra). Namun, LMS ini baru terealisasi ketika kuliah secara daring berlangsung karena dampak pandemi di tahun 2020 yang sangat luar biasa, sehingga membuat Unindra harus menggunakan LMS, padahal rancangannya sudah sejak beberapa tahun lalu.
"Saat tahun 2020 awal mulai belajar online suka tidak suka proses pembelajaran harus dijalankan, nah dari situ juga Unindra mulai membentuk tim LMS dengan segala keterbatasan karena semuanya serba kaget, dan dampak pandemi ini membuat kita semua harus bekerja keras," ujar Irwan Agus selaku ketua tim pembuatan LMS.
Menurutnya, konsep-konsep LMS yang lama itu tentunya tidak mudah untuk dikembangkan karena keterbatasan dana di tahun 2018, akan tetapi Unindra selalu mencoba mencari solusi yang tidak memberatkan mahasiswa.
"Karena kalau yang praktis, Unindra gampang bisa sewa LMS dari stakeholder lain dan mahasiswa nantinya dibuat biaya. Kalau pakai biaya itu pastinya akan lancar, tetapi mahasiswanya yang gak lancar karena akan berkomentar soal biaya," tuturnya.
Saat pembuatan rancangan LMS banyak yang menawarkan Unindra untuk bekerja sama dalam pembuatan LMS, tapi pihak Unindra selalu menolak karena memikirkan perlu banyak biaya dan lebih memilih yang efisien. Dengan itu, dikumpulkan dosen Informatika dan timnya untuk menyusun LMS dengan menggunakan software yang gratis, menggunakan platform moodle aplikasi yang tidak berbayar dan praktis.
Sampai saat ini, Unindra masih terus berjuang dalam menyusun LMS. Uji coba LMS sendiri pun diberlakukan di semester ganjil ini karena pada semester ini LMS masih perlu banyak perbaikan dan mungkin LMS bisa berfungsi di semester depan.
"Doain aja semoga kita semua bisa bekerja lebih maksimal dan nanti LMS itu bisa secepatnya digunakan," imbuhnya.
Reporter: Mahyuni Eka Putri
Penulis: Mahyuni Eka Putri
Editor: Syntha Dolok