Peran Mahasiswa dalam Masa Lalu dan Tantangan Kepedulian Masa Kini terhadap Isu-Isu di Indonesia
Sumber gambar: Dok/LPM Progress
LPM Progress - Mahasiswa adalah akar sejarah dari reformasi. Jika kita melihat kebelakang banyak sejarah di Indonesia yang tercipta oleh aksi dari mahasiswa. Seperti yang kita tahu misalnya aksi 98 yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk unjuk rasa yang menginginkan presiden turun dari jabatannya dikarenakan krisis ekonomi dan juga aspek aspek lainnya. Peristiwa itu adalah sebuah tragedi yang sangat dikenang oleh masyarakat Indonesia yang dimana banyak mahasiswa yang gugur dalam aksi tersebut. Namun berkat mereka lah negara kita mengalami masa reformasi.
Seperti dilansir dari Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 yang ditulis oleh Siti Jubaedah, gerakan mahasiswa pada tahun 1998 terjadi di seluruh Indonesia sebagai respons terhadap permasalahan dalam negeri dan tidak adanya perbaikan di bidang ekonomi. Mahasiswa pada saat itu memainkan peran penting dalam proses pergantian kekuasaan Orde Baru. Mereka melakukan demonstrasi dan aksi unjuk rasa yang memicu terjadinya perubahan politik di Indonesia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa mahasiswa pada tahun 98 memiliki peran yang sangat penting dalam perubahan politik di Indonesia.
Ambisi dan semangat mereka lah yang membuat Indonesia mengalami masa reformasi saat itu. Jika kita lihat mereka sangat kritis dan aktif serta peduli pada kondisi negara mereka pada masa itu. Berbeda dengan sekarang, banyak mahasiswa di Indonesia yang bersikap apatis dengan kondisi perkembangan maupun politik di Indonesia. Perlu dicatat bahwa kasus ketidakpedulian atau apatis mahasiswa terhadap isu nasional adalah situasi yang dapat bervariasi, dan tidak selalu mencerminkan sikap mahasiswa secara keseluruhan. Contoh kasus yang mungkin mencerminkan apatis pada isu nasional di kalangan sebagian mahasiswa adalah minum partisipasi mahasiswa dalam Pemilihan Raya (Pemira).
Dalam suatu universitas yang ada di Indonesia, terdapat pemilihan umum mahasiswa (pemilu mahasiswa) yang diselenggarakan untuk memilih perwakilan mahasiswa yang akan menjadi bagian dari badan perwakilan mahasiswa. Badan ini memiliki peran penting dalam menyuarakan aspirasi dan kepentingan mahasiswa di tingkat universitas. Namun, dalam beberapa pemira terakhir, terlihat tren penurunan partisipasi mahasiswa. Dilansir dari website LPM Progress tahun 2022, Melihat dari jumlah mahasiswa yang turut andil dalam menggunakan hak suara secara keseluruhan, terdapat paslon yang mempunyai satu pasangan saja yang tidak mencapai 10%.
Banyak mahasiswa yang tidak terlibat dalam pemilihan, baik sebagai calon maupun sebagai pemilih. Mereka mungkin menunjukkan sikap apatis terhadap proses ini dengan alasan beragam, seperti rasa kurang percaya pada perubahan yang dapat dihasilkan, keengganan untuk terlibat dalam aktivitas ekstra kurikuler, atau mungkin kurangnya kesadaran akan pentingnya peran mereka dalam pembentukan kebijakan mahasiswa.
Penting untuk dicatat bahwa alasan di balik sikap apatis ini dapat bersifat kompleks dan multifaktorial. Beberapa mahasiswa mungkin merasa bahwa kebijakan yang dihasilkan oleh badan perwakilan mahasiswa tidak memiliki dampak nyata pada kehidupan mereka, sehingga mereka lebih memilih untuk fokus pada studi atau kegiatan lain. Sikap ini dapat mencerminkan rasa putus asa atau ketidakpercayaan terhadap proses perubahan melalui jalur partisipatif.
Bagaimana hal itu bisa terjadi, padahal bukan kah seharusnya mereka lah sebagai tombak perubahan Indonesia tetapi mengapa mereka memilih diam untuk negaranya sendiri.
Kurangnya kepedulian mahasiswa terkait isu-isu saat ini ialah persoalan yang perlu diperhatikan dengan serius. Mahasiswa adalah agen perubahan sosial yang potensial, namun pada beberapa kasus, terlihat bahwa banyak mahasiswa kurang peduli terhadap isu-isu krusial yang saat ini menghadapi masyarakat, negara, serta dunia.
salah satu alasan utama kurangnya kepedulian ini mungkin ialah ketidakpahaman atau kurangnya kesadaran perihal pentingnya isu-isu tersebut. Mahasiswa mungkin terlalu sibuk dengan tugas kuliah, pekerjaan paruh waktu, atau kehidupan sosial mereka, sehingga mereka tidak mempunyai waktu atau energi yang cukup untuk terlibat dalam isu-isu yang berkaitan dengan masyarakat serta lingkungan sekitar mereka. Selain itu, beberapa mahasiswa mungkin merasa bahwa informasi-informasi ini tidak relevan dengan kehidupan mereka saat ini, atau bahwa mereka tidak mempunyai pengaruh apa pun dalam perubahan yang diharapkan.
Namun, penting untuk diingat bahwa mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong perubahan positif dalam masyarakat. Mereka merupakan generasi yang akan menghadapi dampak dari keputusan-keputusan yang dibuat hari ini, serta mereka memiliki kemampuan untuk membentuk masa depan yang lebih baik. oleh sebab itu, kurangnya kepedulian mahasiswa terhadap isu-isu saat ini ialah persoalan yang memprihatinkan.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang isu-isu krusial yang terdapat di sekitar mereka. Pendidikan dan kampanye informasi bisa menjadi alat yang efektif dalam mencapai ini. Selain itu, universitas dan perguruan tinggi pula bisa berperan aktif dalam mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam aktivitas sosial dan mempromosikan nilai-nilai kepedulian serta tanggung jawab sosial.
Ada beberapa saran untuk mahasiswa saat ini untuk tidak bersikap tidak acuh pada isu-isu yang di Indonesia,
• Peningkatan kesadaran: Mahasiswa harus memperhatikan berita nasional dan lokal, bergabung dengan organisasi non-pemerintah yang terkait, dan membaca literatur relevan. Kesadaran merupakan langkah awal bagi pemahaman dan keprihatinan terhadap isu-isu.
• Diskusi dan dialog: Mahasiswa bisa mengadakan diskusi, seminar, atau kelompok diskusi dengan teman
• Terlibat dalam Organisasi dan Aktivisme: Mahasiswa dapat mencari organisasi-organisasi atau kelompok mahasiswa yang fokus pada isu-isu tertentu yang mereka pedulikan, seperti lingkungan, hak asasi manusia, pendidikan, atau masalah sosial lainnya. Terlibat dalam aktivisme atau kerja sukarela dengan organisasi-organisasi ini dapat membantu mereka berkontribusi secara langsung dalam penyelesaian masalah.
• Meningkatkan literasi: Mahasiswa dapat meningkatkan literasi dengan membaca buku, artikel, dan berita terkait isu-isu di Indonesia. Hal ini dapat membantu mahasiswa memahami isu-isu tersebut secara lebih mendalam dan objektif.
• Terbuka dalam menerima berbagai pemikiran dan pengalaman baru: Mahasiswa dapat terbuka dalam menerima berbagai pemikiran dan pengalaman baru dengan cara bergabung dalam organisasi atau komunitas yang memiliki tujuan dan visi yang sama. Hal ini dapat membantu mahasiswa memperluas wawasan dan perspektif terhadap isu-isu di Indonesia.
Selain itu, penting bagi mahasiswa untuk menjaga keseimbangan antara tugas akademik dan aktivitas sosial mereka. Keterlibatan dalam isu-isu sosial tidak boleh mengganggu perkembangan pendidikan mereka, tetapi sebaliknya, dapat memperkaya pengalaman belajar mereka.
Dengan menerapkan saran-saran ini, mahasiswa masa kini dapat menjadi agen perubahan yang aktif dan peduli terhadap isu-isu yang ada di Indonesia dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Kita juga harus mengingat bahwa mahasiswa memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif pada masyarakat. dengan kesadaran yang lebih tinggi perihal isu-isu saat ini dan komitmen untuk bertindak, mereka dapat menjadi agen perubahan yang kuat dan membantu membangun dunia yang lebih baik untuk semua orang.
Penulis: Ariqah Fahira
Editor: Galeh Arya Buana