“Plast” Project Daur Ulang Sampah Laut
“Plast” Project Daur Ulang Sampah Laut

“Plast” Project Daur Ulang Sampah Laut

Sumber gambar : Nytimes.com

Dilansir dari situs Nytimes.com, plastik merupakan salah satu benda yang sangat banyak manfaatnya bagi seluruh manusia di bumi. Dapat dikatakan plastik hadir di dalam seluruh sisi kehidupan kita, misalnya sebagai pembungkus makanan, barang-barang yang kita gunakan, hingga mungkin hingga kendaraan yang kita gunakan setiap hari.

Tapi di balik semua manfaat yang dimilikinya, plastik yang sebagian besar kita gunakan untuk kegiatan sehari-hari dan hanya sekali pakai lalu dibuang, memiliki pengaruh negatif yang sangat besar bagi kehidupan salah satunya ialah untuk ekosistem laut. Limbah plastik yang telah dibuang, banyak berakhir di lautan hanya dalam jangka waktu setahun.

Dikutip dari Oceanconservancy.org, setiap tahun sebanyak 8 juta metrik ton plastik masuk ke dalam laut dengan perkiraan terdapat 150 juta metrik ton sampah yang saat ini sudah beredar di laut dan mencemari laut. Konsekuensi tercemarnya laut tersebut didapatkan dari hasil produksi massal, konsumsi, pembuangan plastik atau sejumlah besar limbah plastik yang tidak dikelola dengan baik yang mengalir dari ekonomi yang berkembang pesat.

Lalu untuk dapat mengurangi pencemaran laut dari sampah-sampah tersebut, kita mungkin dapat melakukan pengerukan sampah dari laut atau memunguti sampah dari pinggir pantai. Namun masalah terbesarnya adalah apa yang harus kita lakukan dengan semua sampah plastik yang terus menerus dihasilkan?

Stian Alessandro Ekkernes Rossi merupakan seorang arsitek dari sebuah perusahaan arsitektur bernama Snohetta yang berbasis di Norwegia. Ia melakukan sebuah proyek penelitian bernama Plast yang telah ia lakukan selama dua tahun. Plast merupakan proyek penelitian yang memiliki tujuan untuk menemukan kegunaan baru dari plastik daur ulang. Plast juga mendorong orang-orang untuk dapat melihat plastik daur ulang tersebut sebagai sumber daya daripada limbah.

Untuk dapat mengubah limbah plastik menjadi benda daur ulang, Rossi membuat mesin sendiri untuk dapat menggiling, melelehkan, dan membentuk berbagai jenis sampah plastik tersebut menjadi benda yang baru dan indah.

Katanya, “Ini sangat menarik, di mana sesuatu yang dianggap sangat rendah dan murah benar-benar fungsional dan tahan lama, dan memiliki keunggulan yang luar biasa.”

Rossi juga mengatakan bahwa orang-orang sangatlah kesal dan memiliki perdebatan tentang apakah plastik itu baik atau buruk.

Plastic is good if it’s used smartly, and bad if it’s used poorly,tambahnya.

Untuk dapat mempraktikan penelitiannya, Snohetta yang merupakan perusahaan arsitektur tempat Rossi bernaung bekerjasama dengan Nordic Comfort Products, sebuah perusahaan furniture yang berhasil menjual kursi dengan nama R-48 secara sukses dan membuat ulang kursi tersebut dengan nama S-1500 yang bahannya terbuat dari jaring ikan plastik daur ulang, tali dan pipa yang didaur ulang dari peternakan ikan. Saat ini, Snohetta sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan lain tentang sesuatu hal yang lebih berani dan juga menghubungkan antara arsitektur dan infrastruktur.

 

Penulis : Syaifadani Nareswari

Editor : Nurulita