Salam Satu Jari
Sumber Gambar : pixabay.com
Sebuah konser akan menampilkan sebuah grup band bernama The Destroyer yang beraliran heavy metal. Semua perangkat musik disiapkan sebelum mereka tampil. Setelah siap, para personel The Destroyer mulai berjalan menuju panggung.
“Ayo kita salam tiga jari,” teriak Rocky, sang vokalis, yang menandakan konser akan dimulai.
Hentakan bass pun bergema dan membuat para penonton bersuka cita.
Konser berakhir dengan sukses. Semua personel merayakannya dengan cara bersulang alkohol dan mengadakan ritual aneh semacam pemujaan kepada makhluk semacam iblis.
Tidak hanya semua personel The Destroyer, terdapat pula beberapa crew dan fans yang turut melakukan apa yang mereka lakukan. Ritual tersebut sudah dilakukan selama lima tahun semenjak band tersebut berdiri.
“Hey, kalian. Jika kalian ingin tetap menggemari kami, kalian harus tetap mengikuti semua yang kami lakukan. Kalau tidak, cari band lain. Paham?” ujar Rocky kepada para fansnya.
“Paham, Bang,” ujar para fansnya.
Terhitung, sudah ada ratusan orang yang telah menjadi penggemar The Destroyer dengan disebut ‘Para Penghancur’. Setiap sesudah band tersebut tampil, para penghancur mengikuti ritual aneh seperti yang The Destroyer lakukan.
Dikarenakan sudah tersugesti oleh musik-musik beraliran keras dan kepercayaan yang tergolong sesat, para penghancur menjadi sering berbuat onar seperti merampok, membunuh, hingga menyebarkan propaganda anti tuhan. Perlu diketahui, propaganda yang mereka gaungkan berhasil didukung oleh puluhan orang.
Hingga suatu ketika, para penghancur mengalami depresi berat akibat suatu permasalahan yang mereka alami. Mereka mengalami depresi karena tidak adanya suatu pegangan hidup yang membuat mereka lebih tenang seperti agama. Mereka pun dibawa ke sebuah rumah sakit jiwa. Sementara itu, para pendukung propaganda yang dibawa para penghancur pun kabur.
Mengetahui semua fansnya dibawa ke rumah sakit jiwa, semua personel The Destroyer pun saling menyalahkan.
“Ini semua gara-gara kamu!” teriak Anton, bassist The Destroyer kepada Rocky.
“Enak saja. Ini salah kalian juga!” balas Rocky.
“Sudah, sudah. Ini salah kita semua!, daripada nama kita terus tercoreng, lebih baik bubarkan saja band ini!” teriak Austin, manajer The Destroyer.
Sejak saat itu, band ini resmi dibubarkan. Sebagai bentuk keprihatinan, semua penggemar musik metal menjenguk para penghancur, termasuk Umar. Dia merupakan satu-satunya pecinta musik metal yang berprofesi sebagai ustaz.
“Kalian pasti bisa melalui semua ini. Insyaallah saya akan bantu kalian,” ucap Umar kepada mereka.
Saat Umar mengatakan hal tersebut, mereka masih dalam keadaan tidak waras sehingga tidak bisa merespon perkataan Umar.
Ustaz Umar pun memulihkan jiwa mereka dengan cara membacakan ayat-ayat suci Alquran kepada mereka. Tak hanya itu, lantunan zikir, doa, dan selawat pun selalu sang ustadz bacakan hingga mereka berhasil sembuh.
“Terima kasih, Pak Ustaz. Kami semua bisa pulih kembali,” ucap Anton, salah satu dari Para Penghancur.
“Iya, sama-sama. Semoga kalian selalu di bawah naungan Allah,” balas Ustaz Umar.
“Aamiin,” jawab mereka serentak.
Para mantan fans The Destroyer tersebut mengatakan bahwa mereka masih menyukai musik metal, namun mereka tidak ingin kembali terjerumus ke hal-hal negatif. “Bagaimana kalau kalian jadi fans untuk band saya, yaitu ’Jihad’. Band saya juga beraliran metal. Hanya saja, salam metal di band saya bukan ‘salam tiga jari’, tetapi ‘salam satu jari’ yang artinya ‘keesaan Allah’. Sembari menjadi fans, kalian bisa juga belajar ilmu-ilmu agama Islam bareng saya. Bagaimana?” ujar Umar.
“Oke, kita setuju,” jawab mereka serentak.
Sejak saat itu, mereka pun berganti status yang sebelumnya merupakan ‘Para Penghancur’ menjadi ‘Para Patriot’, sebutan untuk fans Jihad Band. Perlu diketahui, Ustaz Umar berposisi sebagai manajer band tersebut. Ilmu-ilmu agama mereka pun kian bertambah dari waktu ke waktu.
Perjalanan karier Jihad Band tidak selamanya mulus. Ada saja rintangan yang harus mereka lalui. Salah satunya adalah ancaman dari seorang penggemar fanatik musik black metal bernama Andro.
“Hey kalian, jangan merusak musik metal, ya!. Kalian tinggal pilih : bubar atau mati!” ucapnya dari bawah panggung ketika Jihad Band tampil pada suatu waktu. Di tangan kirinya memang ada sebuah pistol.
TIba-tiba, seorang petugas keamanan datang menangkap Andro. Ancaman pun batal.
Jihad Band dan para fansnya tetap bersikap sabar dalam menghadapi semua cobaan yang menimpa mereka. Hasilnya, Jihad Band pun berhasil meraih penghargaan di salah satu anugerah musik terbesar di Indonesia dan mendapatkan predikat “Band Paling Inspiratif di Indonesia”.
Penulis : Alfat Tanjung
Editor : Irfan Zidni