Sepatu Dahlan (2014), Memaknai Arti Sebuah Pendidikan dan Perjuangan Hidup
Sumber gambar: Sepatu Dahlan
LPM Progress – Sepatu dahlan merupakan film yang berasal dari negara Indonesia dengan mengambil latar Provinsi Jawa Timur, kabupaten Magetan. sekitar tahun 1980-an dengan mengisahkan sebuah arti dari pelajaran hidup mengenai perjuangan demi pendidikan, ketabahan serta arti sabar yang sangat berharga.
Film Sepatu dahlan yang rilis pada 10 April 2014 ini, adalah adaptasi novel mega best seller karya Khrisna Pabichara yang diadaptasi menjadi film yang disutradarai oleh Benni Setiawan. Film ini juga merupakan adaptasi dari biografi Ahmad Dahlan selaku menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari tahun 2011-2014. Di Awal pemutaran film ini kita akan disuguhkan pemandangan di ladang tebu, pegunungan serta juga persawahan yang dimana Aji Santoso (Dahlan) yang menjadi tokoh utamanya. Dahlan memiliki adik yang bernama Udin dan kedua kakaknya sedang berkuliah di Madiun yaitu Atun dan Sofiawati.
Di tengah sulitnya ekonomi keluarga Dahlan kecil, diceritakan bahwa Dahlan kecil baru saja lulus dari pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan menerima ijazah dengan nilai yang dibilang kurang bagus serta mempunyai impian bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Magetan. Hal ini membuat Ayah Dahlan yang notabennya sedikit keras dalam mendidik mengatakan jika ingin melanjutkan sekolah mau tidak mau harus di Pesantren Tarakan, hal itu mau tidak mau harus Dahlan ikuti.
Keseharian Dahlan di film ini adalah pergi ke sekolah tanpa menggunakan alas kaki atau sepatu. Dahlan kecil selalu bermimpi mempunyai sepatu agar kakinya tidak lecet lagi, Dahlan mempunyai prinsip hidup ‘’Lebih baik memberi daripada menerima’’ yang diajarkan oleh Ayahnya. Kegiatan Dahlan saat di Sekolah diceritakan di film bahwa Dahlan diajak oleh kakak kelasnya untuk mengikuti seleksi pemain voli yang dimana nanti tim dari Pesantren Tarakan ini akan bertanding dengan SMP 1 Magetan. Selain itu, keseharian Dahlan kecil ikut membantu keluarganya dengan menyabit rumput untuk diberikan ke ternak kambing keluarga Dahlan.
Dahlan mempunyai seorang Ibu yang sangat menyayangi dia dan mempunyai impian untuk membelikan dahlan sepatu. Keseharian dari seorang Ibu Dahlan adalah membatik yang uangnya dikumpulkan untuk kebutuhan keluarga maupun impian dari ibunya sendiri. Di pertengahan film kita mulai ditunjukan dengan konflik yang datang yaitu, Ibu Dahlan mengalami sakit sehingga membuat Dahlan kecil khawatir.
Dahlan kecil memiliki sikap yang bertanggung jawab dengan tetap mengurus adik maupun urusan ternaknya. Kita juga akan disuguhkan sedikit humor kecil dari film ini. Film berlanjut dengan Dahlan yang terpilih menjadi tim inti bola voli sekolahnya, di tengah kegiatan itu Dahlan harus memilih antara latihan atau mengurus adiknya di rumah. Film berlanjut saat pagi hari Dahlan bangun dan didapati Ibunya yang sudah pingsan dengan mulut yang mengeluarkan darah, Dahlan kecil pun ikut pingsan karena situasi tersebut.
Dahlan bangun dari pingsannya saat tetangga serta adiknya membangunkan dia. Ibu Dahlan sudah dibawa ke rumah sakit di Madiun oleh ayahnya untuk mendapati pengobatan, Di Tengah hidup yang hanya tinggal berdua bersama adiknya Udin karena Ayah Dahlan sedang berada di Madiun, mereka berdua sering mengalami kelaparan karena tidak adanya persediaan makan maupun uang yang ditinggalkan oleh Ayahnya. Dahlan mempunyai cara untuk mengurangi rasa lapar yaitu dengan melilitkan sarung ke perut nya yang kelaparan. Pada situasi seperti ini, Dahlan mencari cara untuk bisa mendapatkan uang dengan mencari pekerjaan ke pengusaha yang dimana itu adalah Ayah dari teman Dahlan sendiri tetapi Dahlan tidak mendapatkan pekerjaan itu. Pada saat pulang kerumah Dahlan hanya melakukan cara yang sama seperti dirinya dengan melilitkan sarung ke perut adiknya. Di tengah situasi itu datanglah tetangga Dahlan yang memberikan makanan, Pada awalnya Dahlan menolak Karena tetap dengan prinsip hidupnya tapi akhirnya menerima karena melihat kondisi adik dan dirinya.
Di puncak film, Dahlan serta adiknya yang menanti kabar ibunya mendapati ayah dan Kakaknya pulang kerumah dengan membawa Ibunya yang sudah meningga dunia. Keluarga Dahlan pun semakin hancur dengan meninggal nya ibu Dahlan. Ayah Dahlan tetap mengajarkan Dahlan untuk tetap kuat menghadapi situasi ini walaupun kenyataannya ayahnya lah yang paling merasa kehilangan. Cerita berlanjut dengan Dahlan yang tetap sekolah dan berlatih untuk pertandingan volinya, Teman – teman Dahlan memberikan sepatu yang di impikan oleh Dahlan hasil dari sumbangan bersama akan tetapi Dahlan menolak serta sedih karena merasa dikasihani oleh kejadian tersebut. Di tengah situasi tersebut guru Dahlan datang dengan memberi nasihat ke Dahlan untuk menerima sepatu tersebut karena Dahlan harus menghargai pemberian orang lain.
Di Akhir film dahlan dan teman-teman timnya sedang mengikuti pertandingan bola voli melawan tim dari SMP 1 Magetan yang dimana hasil pertandingannya di menangkan oleh Pesantren Tarakan sekolah dahlan itu sendiri. Ayah dan Udin adik Dahlan datang di tengah hiruk pikuk kemenangan sekolah dahlan serta membawakan barang yang di impikan yaitu sepatu.
Di dalam Film Sepatu dahlan ini banyak kelebihan yang bisa diambil oleh kita semua khususnya untuk yang sedang berjuang demi sebuah pendidikan serta impian. Apabila kita sudah memiliki niat dan tekad pasti akan membawa kita pada kesuksesan, kita juga harus tetap semangat dan sabar dalam menempuh pendidikan meskipun banyak halangan maupun rintangan, serta keadaan ekonomi yang sulit. Kita juga bisa mengambil nilai norma kesopanan kepada orang yang lebih tua untuk diterapkan di kehidupan kita di zaman sekarang karena banyak ditemukan anak-anak yang masih melawan orang tua. Meskipun memiliki kelebihan, film ini juga memiliki kekurangan dari segi alur karena menurut penulis alur dari film ini cukup lama sehingga membuat sedikit bosan pada saat menontonnya.
Penulis: Dewa Putra Iskandar
Editor: Naptalia