Singles Awareness Day: Berstatus Lajang Bukanlah Akhir dari Dunia
Ilustrasi oleh Nadya Noordyanti
LPM Progress — Setiap tanggal 14 Februari, orang-orang di dunia mungkin akan lebih fokus untuk meramaikan perayaan Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang. Perayaan ini sering dikenal sebagai hari untuk berbagi wujud kasih sayang kepada orang yang kita sayangi baik itu kekasih, teman, bahkan keluarga. Namun, biasanya orang-orang lebih cenderung merayakan Hari Valentine bersama pasangan atau kekasih.
Jika kita tidak memiliki kekasih, apalagi baru saja disakiti atau dikhianati oleh pasangan sebelumnya mungkin kita akan merasa muak dengan keadaan sekeliling yang dipenuhi dengan diskon khusus pasangan serta ornamen atau hiasan yang didominasi warna merah muda.
Belum lagi status atau story di media sosial yang dibuat oleh teman-teman kita yang ramai dengan kegiatan berkeliling kota berdua, berwisata kuliner dengan promo valentine, atau sekadar dinner kecil-kecilan di rumah.
Dari keadaan-keadaan tersebut, mungkin terkadang kita menjadi berpikir:
"Kenapa sih, dunia ngga berpihak ke kita yang berstatus lajang?";
“Apa-apa berdua, apa-apa berdua, sendiri ngga boleh?”;
“Ya Tuhan, berilah keadilan pada hambamu yang jomblo ini”.
Eits, tapi tunggu dulu, bagi kita yang tidak memiliki pasangan, tidak perlu berkecil hati. Ada sebuah perayaan khusus bagi kita yang berstatus lajang yaitu Singles Awareness Day.
Apa yang dimaksud Singles Awareness Day?
Mungkin, tidak begitu banyak orang yang tahu mengenai Singles Awareness Day ini. Awal mula kemunculan Singles Awareness Day ini memang masih kurang jelas. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh nationaldaycalendar.com, data paling awal yang mereka temukan ada dalam catatan tahun 1999.
Singles Awareness Day adalah sebuah hari perayaan yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Perayaan tersebut diperuntukkan bagi para lajang untuk saling berkumpul, bertukar hadiah kepada teman sesama lajang, dan memberi hadiah kepada diri sendiri atau yang kerap kita dengar dengan istilah wujud dari self-love.
"Hari Valentine bisa memberi tekanan pada orang-orang single, serta terlalu 'mengagungkan' hubungan romantis," jelas Bella DePaulo, dikutip dari situs Refinery29.
Dalam Singles Awareness Day, kita juga mesti menyadari bahwa menjadi lajang bukanlah suatu masalah. Hal ini tidak dapat dipungkiri, karena di Indonesia sendiri tidak jarang sebutan atau penilaian “tidak laku” itu tertuju kepada kita yang berstatus lajang. Bagi orang yang sering kali menerima perkataan seperti itu, mungkin lama-kelamaan akan merasa jenuh dan kesal, meskipun ia sangat bisa menikmati status lajangnya.
Menurut cosmopolitan.co.id, Singles Awareness Day ini bukan ditujukan untuk meremehkan orang-orang single, perayaan ini justru diadakan agar para singles merayakan self-love alias kasih sayang pada diri sendiri, serta menunjukkan pada dunia bahwa menjadi single itu bukan sebuah masalah.
Karena status lajang bukan lagi sebuah masalah, maka kita tidak perlu lagi berkecil hati atau bahkan merasa sedih. Dengan adanya Singles Awareness Day, seharusnya kita menjadi lebih paham atas diri kita sendiri, lebih menikmati hidup, dan fokus untuk mengembangkan diri.
Ada dan tidak adanya pasangan seharusnya tidak memengaruhi kita dalam menjalankan seluruh aktivitas kita. Justru, seharusnya kita bangga (terutama bagi perempuan) karena kita bisa melakukan berbagai macam hal tanpa harus melibatkan sesorang dalam pengambilan keputusan.
Untuk merayakan Singles Awareness Day, berikut adalah hal-hal yang bisa kita lakukan:
-
memanjakan diri;
-
pergi kesuatu tempat wisata yang belum pernah kita kunjungi;
-
melakukan wisata kuliner;
-
maraton film, anime, atau drama;
-
berkumpul bersama keluarga; dan
-
bertukar hadiah dengan teman sesama lajang.
Apapun kegiatan yang akan kita lakukan, semoga tidak lagi membuat kita sedih atas status lajang yang kita miliki. Sayangi dirimu, maka hal-hal baik akan datang padamu.
Penulis: Nadya Noordyanti
Editor: Putri Rizki Ramadhani