Sowon (2013), Interpretasi Kekerasan Seksual Pada Anak
Sowon (2013), Interpretasi Kekerasan Seksual Pada Anak

Sowon (2013), Interpretasi Kekerasan Seksual Pada Anak

Sumber Gambar : www.tribunnewswiki.com

 

Sowon atau dikenal juga dengan Wish adalah film yang diproduksi oleh Korea Selatan pada tahun 2013. Film yang disutradarai oleh Lee Joon Ik ini berdurasi 2 jam 2 menit. Mengisahkan kisah nyata yang dialami oleh seorang anak bernama Im So Won. Kisah itu terjadi pada tahun 2008, tepat saat ia berusia 8 tahun, ia bertemu dengan seorang pria berumur 57 tahun. Pertemuan ini menyebabkan Im So Won menjadi korban kekerasan seksual. Pertemuan yang menghancurkan fisik dan mentalnya.

Awal film menggambarkan kehidupan Im So Won dengan keluarganya, yaitu ayah dan ibu. Keluarga tersebut bisa dikatakan kurang harmonis. Anak yang akrab disapa So Won itu merasa kurang mendapat kasih sayang dari orangtuanya yang sibuk bekerja untuk menafkahi anak semata wayangnya. 

Lalu kejadian tragis pun terjadi saat So Won berangkat sekolah sendirian. Kala itu hujan sedang turun, So Won berjalan dengan memakai payung berwarna kuning. Sebelum berangkat sekolah, Ibu So Won menawari untuk mengantarnya ke sekolah, namun So Won menolaknya. So Won pun diberitahu ibunya agar melewati jalan besar dan jangan melewati gang kecil. Namun, karena So Won ingin cepat sampai ke sekolah, ia pun melewati gang kecil yang jarang dilewati orang. Ketika So Won berjalan sendirian, ia bertemu dengan seorang pria mabuk di suatu tempat kontruksi yang terbengkalai di dekat sekolahnya. Pria tersebut meminta So Won untuk berbagi payung dengannya. Awalnya So Won menolak, tapi karena Im So Won melihat pria tersebut basah kuyup, So Won pun membagi payungnya. Niat So Won baik, ingin menolong pria tersebut. Namun, siapa sangka pria itu membawa So Won ke gedung terbengkalai, yang membuatnya mengalami kejadian nahas.

Akibat kejadian tersebut So Won mengalami luka berat, ia mengalami goresan dan kerusakan organ dari dubur hingga usus. So Won juga harus dioperasi untuk mengangkat usus besar dan usus halusnya. Sebelum dioperasi, So Won menceritakan apa yang terjadi kepada ayahnya, menceritakan awal pertemuannya dengan pelaku. So Won juga menceritakan ciri-ciri pria itu untuk menangkapnya. 

Setelah kejadian, So Won mengalami Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pasca trauma. PTSD merupakan kondisi kesehatan jiwa yang dipicu oleh peristiwa traumatis, baik dengan mengalaminya maupun menyaksikannya. Sejak itu ia mengalami trauma terhadap gang kecil, hingga trauma terhadap pria dewasa. Bahkan karena traumanya, ia takut kepada ayah kandungnya sendiri. 

Ketika Ayah So Won menyadari bahwa anaknya takut kepadanya, ia pun melakukan berbagai cara untuk mengubahnya. Saat itu ia menjadi badut untuk menghibur So Won dari kejadian tersebut. Akhirnya setelah beberapa hari, pelaku telah diketahui dan ditangkap. Tetapi pelaku membantah dan beralibi mengonsumsi minuman beralkohol, sehingga ia bisa berkata bahwa ia tidak mengingat apa yang telah terjadi kepada So Won. Film pun berakhir dengan pihak kepolisian yang menemukan bukti-bukti dan membuat pelaku dihukum 12 tahun tahanan.

Di dalam kisah nyatanya, pelaku telah bebas pada 13 Desember 2020 lalu. Dengan kebebasan ini warganet Korea sangat murka karena hukuman tersebut tidak setimpal dengan apa yang telah diperbuat oleh pelaku kepada Na-young yang merupakan nama asli dari film kisah nyata Sowon atau Wish. Warganet Korea melakukan demo, namun polisi tidak menanggapinya karena hukuman tersebut telah berakhir. 

Meski tidak banyak kekurangan yang ditemukan dalam film ini namun, terdapat satu scene di mana saat Im So Won mengeluarkan isi perasaannya tentang apa yang dialaminya kepada psikiater, saat itu psikiater tidak memberikan solusi untuk masalah yang terjadi kepada Im So Won. Padahal, sebagai psikiater ia seharusnya memberikan solusi kepada So Won, agar So Won bisa menenangkan hatinya dengan baik.

Terlepas dari kekurangan yang ada, dilansir dari tirto.id, film ini memenangi penghargaan untuk kategori film terbaik dan sembilan kategori lainnya dalam 34th Blue Dragon Film Awards. Film ini juga disukai sebanyak 95% pengguna Google dan mendapatkan rating sebanyak 8,3 dari 10 berdasarkan 5.716 penilai versi Internet Movie Database. 

Film "Sowon" mampu membawa perasaan emosi kepada penontonnya. Dengan begitu banyak adegan yang sangat menyentuh hati dan membuat merinding. Apalagi dengan hukuman yang tidak begitu setimpal dan tidak dianggap adil dalam kasus ini yang membuat penonton geram. 

Dari film ini kita bisa melihat, bahwa peran keluarga sangatlah penting. Hal ini karena seharusnya keluargalah yang mampu menerima kita apa adanya. Film ini juga mengajarkan kita untuk bangkit dari masa lalu yang buruk dan harus terbuka kepada keluarga. Meski terdapat masa lalu yang tidak mengenakkan, tetap masih akan ada masa depan yang kita harapkan.

 

Penulis : Naptalia

Editor   : Putri Dwi Rahma