Sensasi Uji Coba Transportasi Baru Ibu Kota
Kini, kita tahu banyak sekali upaya yang dilakukan pemerintah, agar ibu kota terbebas dari masalah kemacetan. Misalnya, dengan terus melakukan pembaruan pembangunan moda transportasi baru yang sengaja dibuat untuk kenyamanan, efisiensi waktu, agar masyarakat dapat beralih pada transportasi umum seperti MRT dan LRT untuk beraktivitas sehari-hari.
Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT) telah melakukan tahap uji coba pada tanggal 12 – 23 Maret 2019 silam. Dalam pembangunannya, MRT telah memakan proses yang sangat panjang. Guna mempertimbangkan segalanya agar masyarakat dapat menikmatinya baik dari segi kenyamanan, kebersihan, dan fasilitas yang disediakan.
Rute stasiun yang dibuat untuk MRT pun terbilang cukup banyak, yakni Stasiun Lebak Bulus yang merupakan titik awal keberangkatan kereta MRT, kemudian Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, Sisingamaraja atau ASEAN, kemudian masuk jalur bawah tanah yakni, Senayan, Istora Senayan, Benhil, Setiabudi Astra, Dukuh Atas, hingga pada stasiun terakhir yaitu Bundaran HI.
Untuk tarif yang dikenakan, secara komersial berkisar Rp 4.000 ketika melakukan tapping awal, kemudian akan bertambah Rp 1.000 per stasiun yang dilewati. Hingga mencapai Rp 14.000, ketika sampai di jarak stasiun terjauh. Dengan tarif yang relatif tinggi, membuat banyak masyarakat tetap memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor.
“Kalau tiketnya mahal, saya mending bawa sepeda motor. Sebab, saya harus menitipkan sepeda motor di stasiun dan bayar tiket MRT untuk pulang pergi," ucap salah seorang penumpang yang dikutip dari laman web cnnindonesia.com.
Walaupun tidak sedikit pula masyarakat yang antusias terhadap MRT ini, karena dilihat dari banyaknya karyawan yang merupakan mayoritas penumpang MRT, turut ikut dalam tahap uji coba pada tanggal 23 Maret 2019 lalu. Fasilitas yang diberikan juga cukup aman, nyaman, dan membuat para penumpang betah untuk berlama-lama di dalam kereta.
Kemudian tidak mau kalah, Light Rail Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT) juga telah melakukan tahap uji coba pada tanggal 11 – 21 Juni 2019. Pembangunan LRT terbilang cukup singkat, namun pihak LRT pun sudah mempertimbangkan segala sarana dan fasilitas untuk kenyamanan para penumpangnya. Rute stasiun yang dibuat untuk LRT pun terbilang masih cukup sedikit. Yakni, Stasiun Pegangsaan Dua, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulomas, Equestarian dan Velodrome.
Untuk tarif yang dikenakan secara komersial, Febi selaku Station Head di Stasiun Boulevard Utara mengatakan tarif berkisar Rp 5.000 jarak jauh maupun dekat.
Dengan harga yang relatif terjangkau, salah seorang penumpang berkata bahwa tarif tersebut masih terbilang tinggi, “Menurut saya sih Rp 5.000 terlalu mahal dibandingkan Transjakarta yang hanya Rp 3.500. Karena ini kan juga jaraknya terlalu dekat,” kata Nizar. Namun, salah seorang penumpang lainnya merasa puas dengan tarif tersebut karena fasilitas yang diberikan pihak LRT pun cukup nyaman menurutnya.
Terlepas dari moda transportasi baru di Jakarta, baik MRT ataupun LRT mereka memiliki persamaan tujuan untuk dibangun. Yakni, untuk mengurangi polusi, mengurangi kemacetan dengan memindahkan pengguna kendaraan pribadi menggunakan transpotasi umum yang nyaman untuk beraktivitas.
Dari segi kenyamanan mungkin MRT layak dibilang sangat nyaman karena terdiri dari banyak gerbong, dan stasiunnya pun lumayan panjang serta tidak bising ketika melaju. Walaupun tarif yang ditetapkan cukup mahal untuk penumpang, misalnya para karyawan, jika mereka ingin menggunakan moda transportasi MRT untuk bekerja.
Di sisi lain, tidak dapat disangkal jika LRT sendiri pun memiliki segi kenyamanan yang terbilang cukup nyaman. Karena, saat kereta melaju tidak terdengar pula suara bising sama halnya seperti MRT. Dikatakan cukup nyaman karena gerbongnya masih sedikit, stasiunnya masih pendek, dan waktu tunggunya cukup lama.
Dengan biaya tarif Rp 5.000, mungkin terbilang cukup terjangkau karena jika stasiunnya diperbanyak kembali, maka dengan jarak jauh, maupun dekat tarifnya tidak bertambah seperti MRT. Pihak LRT pun berharap agar banyak masyarakat lebih mengenal LRT dan menggunakannya sebagai pilihan transportasi ketika ber-aktivitas.
Baik MRT dan LRT, mereka terus berkembang dan ingin sama-sama membuat masyarakat nyaman dengan kehadiran moda transportasi baru ini. Oleh karena itu, untuk terus menikmati kenyamanan dari moda transportasi baru Jakarta, sepatutnya kita sebagai masyarakat atau warga negara yang baik turut menjaga kebersihan serta menaati peraturan. Cukup dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat, atau membuang pada tempat sampah yang telah disediakan oleh petugas di setiap stasiun. Serta tidak merusak fasilitas yang ada dan tertib saat naik ataupun turun kereta. Mulailah hal-hal kecil untuk membuat perubahan dari diri sendiri.
Penulis : Wandari Azzahra
Editor : Nurulita