Dijanjikan Pemotongan Biaya, Mahasiswa UNSERA Medot Janji

Dijanjikan Pemotongan Biaya, Mahasiswa UNSERA Medot Janji

Sumber Gambar: Doc. RifkiGunawan/MahasiswaUNSERA

 

LPM Progress - Jumat (19/6), sekitar 200 mahasiswa Universitas Serang Raya (Unsera) melakukan aksi demonstrasi di halaman gedung kampus. Aksi Mahasiswa yang membawa tagline UNSERA Medot Janji ini merupakan aksi yang dilakukan untuk merespon janji-janji yang diberikan oleh pihak rektorat dalam audiensi tertutup pada waktu lalu.

Audiensi sebelumnya dilakukan pada April lalu yang dihadiri oleh perwakilan ketua Organisasi Mahasiswa (Ormawa), pihak Rektorat dan Biro Kemahasiswaan dan menghasilkan sebuah keputusan tentang penundaan bayaran kuliah serta pemotongan jika dampak pandemi meluas. Janji ini sendiri dikatakan oleh Wakil Rektor 2 dengan mempertimbangkan dampak pandemi Covid-19.

"Narasi yang terbentuk waktu itu wakil rektor 2 mengatakan akan mempertimbangkan pemotongan biaya kuliah bilamana pandemi berlangsung hingga akhir semester," ujar Rifki Gunawan, selaku Humas Massa Aksi Unsera Medot Janji, ketika diwawancarai melalui pesan singkat.

Aksi yang dilakukan pun berjalan damai, tidak ada bentuk represifitas secara langsung ataupun fisik. Selain itu, pihak rektorat bersedia menemui massa aksi untuk berbicara langsung dan berdialog. Tetapi, pihak rektorat tidak dapat memenuhi tuntutannya hari itu juga. Pihak rektorat Unsera menjanjikan akan ada keputusan pada hari Jumat yang akan datang. Pemberian waktu itu pun tertuang dalam kesepakatan bersama yang dibuat oleh perwakilan massa aksi dan ditandantangani oleh Hamdan, selaku Rektor Unsera.

Mengutip dari lpmwisma.com, "Lembaga kampus menerima semua aspirasi yang disuarakan oleh mahasiswa, namun secara tegas jajaran rektorat belum bisa memberikan jawaban secara langsung atas tuntutan mahasiswa karena hal ini perlu dikaji dan dirapatkan kembali oleh rektorat dan yayasan,"

Sementara itu Kamil Husein, selaku Wakil Rektor 2, menanggapi apa yang dilakukan oleh mahasiswa melalui aksi ini merupakan suatu proses dialektika antara mahasiswa dan rektorat. Menurutnya apa yang dituntut oleh mahasiswa dalam aksi hari itu harus dikaji secara komprehensif agar tak ada pihak yang merasa dirugikan.

Akan tetapi menurut Rifki, massa aksi mahasiswa Unsera Medot Janji akan kembali dengan massa yang lebih banyak dan akan membuat pos juang di depan kampus hingga menang jika pihak rektorat ingkar dan tidak memberikan keputusan apapun.

 

Penulis : Yazid Fahmi

Editor : Nira Yuliana