Jumlah Siswa Putus Sekolah  di Indonesia pada Tahun 2016-2018

Jumlah Siswa Putus Sekolah di Indonesia pada Tahun 2016-2018

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy menyebutkan jumlah anak putus sekolah dalam 4 tahun ini mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berada di angka 71,39 sepanjang 2018. Angka tersebut meningkat sekitar 0,82 dibanding sebelumnya sebesar 70,81 pada tahun 2017.

“Sepanjang 2015 sampai 2018 bantuan pendidikan Program Indonesia Pintar atau PIP telah memperluas akses pada pendidikan dan membantu anak-anak terus mendapatkan pendidikan, baik formal maupun non formal. Total anggaran yang telah kami salurkan sebesar Rp35,7 Trilliun,” tutur menteri Muhadjir dalam jumpa pers 4 tahun pemerintahan Jokowi – JK, di kantor Sekretariat Negara, Jakarta.

Jumlah siswa putus sekolah pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) selama 2 tahun semakin menurun signifikan. Pada jenjang SD, dari 39.213 di tahun 2016/2017, menjadi 32.127 di tahun ajaran 2017/2018. Sedangkan, pada jenjang SMA 36.419 di tahun 2016/2017 menjadi 31.123 di tahun 2017/2018.

Berbanding terbalik pada jenjang SD dan SMA, pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama 2 tahun mengalami kenaikan. Pada jenjang SMP, dari 38.702 di tahun 2016/2017 menjadi 51.190 di tahun 2017/2018. Sedangkan, pada jenjang SMK, dari 72.744 pada tahun 2016/2017 menjadi 73.388 pada tahun 2017/2018.

Kepala BPS, Suhariyatno, mengatakan IPM Indonesia berhasil meningkat karena empat indikator yang menjadi tolok ukur indeks tersebut mengalami peningkatan pencapaian.

Pertama, indikator umur harapan hidup atau rata-rata usia tertua masyarakat meningkat, dari 71,06 tahun menjadi 71,2 tahun. Kedua, indikator harapan lama sekolah turut meningkat, dari 12,85 tahun menjadi 12,91 tahun. Ketiga, rata-rata lama sekolah naik dari 8,1 tahun, menjadi 8,17 tahun.

“Kenaikan indikator lama sekolah mejadi sinyal positif bahwa semain banyak penduduk yang bersekolah, meski tingkat lama sekolah tidak merata di semua tingkatan pendidikan,” ujarnya di kantor BPS.

Tercatat sebanyak 1.407.433 peserta didik lulus dari SMA dan 1.300.521 dari SMK.

Dr. H. Sumardi S.E., M.M., selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik mengatakan bahwa Unindra memliki cara sendiri agar masyarakat dapat meningkatkan pendidikan, dengan menyelenggarakan pendidikan yang terjangkau bagi masyarakat. Pendidikan mengarahkan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal, demi menghadapi dan mencapai bonus demografi.

Unindra menjadi salah satu universitas dengan biaya terjangkau, dengan aturan tetap dijalankan dan kualitas tetap diutamakan. Program Unindra siap bersaing dan kompetisi itu sesuatu yang telah direncanakan, serta diprogramkan untuk memiliki lulusan yang siap bersaing dan bermanfaat.

Dilansir dari : JPNN.com, CNN Indonesia, Kemendikbud.

 

Penulis : Dinda Amelia

Editor : Nurulita