Literasi di Indonesia, Apa Kabar Ya?
Sumber Gambar: id.gofreedownload.net
LPM Progress– Tingkat kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang diciptakan dan kecakapan dalam berinovasi. Semakin banyak inovasi yang dilakukan, maka negara tersebut akan memiliki daya saing yang tinggi. Salah satu pendukung kemajuan IPTEK dapat dilihat dari penduduknya yang mudah menyesuaikan diri dengan kemajuan IPTEK. Penyesuaian diri dengan IPTEK dan hal-hal baru dapat dilakukan dengan membaca atau literasi. Literasi menjadi sangat penting karena merupakan salah satu proses transfer ilmu dari informasi yang telah dibaca.
Apa sih literasi itu?
Meskipun literasi memiliki definisi yang beragam baik itu dari para ahli atau institusi, disini saya mendefinisikan kembali apa arti literasi berdasarkan beberapa sumber yang telah saya baca. Literasi merupakan kemampuan diri seseorang untuk membaca dan mengolah informasi dalam hal membaca dan menulis, serta mengatasi masalah dalam kegiatan tertentu di kehidupan sehari-hari.
Dilansir dari Detik.com, Hasil penelitian yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Develompent (OECD) tahun 2015. menunjukkan rendahnya tingkat literasi Indonesia dibanding negara-negara di dunia, Indonesia berada pada ranking 62 dari 70 negara yang disurvei dan pada penelitan peringkat literasi bertajuk 'World's Most Literate Nations' yang diumumkan pada Maret 2016, produk dari Central Connecticut State University (CCSU) merilis peringkat literasi negara-negara di dunia. Pemeringkatan literasi ini dibuat berdasar lima indikator kesehatan literasi negara, yakni perpustakaan, surat kabar, pendidikan, dan ketersediaan komputer. Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara yang disurvei.
Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa minat baca dan literasi bangsa Indonesia merupakan persoalan yang harus ditangani dengan serius. Dengan adanya hasil penelitian tersebut, pemerintah berupaya untuk meningkatkan budaya literasi dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Gerakan Literasi Nasional (GLN) diluncurkan pada tahun 2016 sebagai implementasi dari peraturan tersebut melalui program Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Masyarakat, dan Gerakan Literasi Keluarga, serta kegiatan turunan dari ketiga program tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyinergikan semua potensi serta memperluas keterlibatan masyarakat dalam menumbuhkan, mengembangkan, dan membudayakan literasi di Indonesia.Tidak hanya sekolah, keluarga, dan masyarakat yang termasuk dalam GLN, Perguruan Tinggi pun termasuk salah satu pelaksana dan peran pemangku kepentingan GLN.
Berikut adalah upaya yang dapat perguruan tinggi lakukan untuk meningkatkan literasi pada mahasiswa:
- Buku dan materi bacaan lain tersedia di sudut-sudut di semua ruang kelas serta warga kampus (pihak akademik seperti rektor, dosen, dan mahasiswa) dapat bersedia berdialog bersama.
- Melakukan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa atau antar mahasiswa dengan keahliannya masing-masing untuk mengadakan merayakan hari-hari besar dengan nuansa literasi, seperti merayakan hari pahlawan dengan membaca kisah perjuangannya.
- Terdapat tim literasi kampus yang bertugas melakukan perencanaan untuk dapat melakukan kegiatan seperti diskusi buku dan bedah buku.
Dengan dilakukannya berbagai upaya tersebut dikutip dari tempo.co, hasil survei World Culture Index Score 2018, menunjukan bahwa kegemaran membaca masyarakat Indonesia meningkat signifikan. Posisi Indonesia berada di atas negara maju, seperti Jerman, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan dalam lamanya membaca. Indonesia berada di peringkat 16 dari 30 negara yang disurvei dengan tingkat frekuensi membaca tinggi, yaitu enam jam per minggu.
Seiring dengan meningkatnya minat membaca bagi masyarakat Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) juga berusaha untuk meningkatkan literasi di Indonesia dengan memberikan apresiasi terhadap pejuang literasi Indonesia pada September 2019 lalu. Penghargaan diberikan untuk kategori lomba pustaka, lomba bercerita (story telling), lomba perpustakaan sekolah tingkat SMA/SMK/MA, lomba perpustakaan umum desa/kelurahan, pustakawan berprestasi, pelestari naskah, birokrat, tokoh masyarakat, masyarakat, jurnalis, media massa, dan lifetime achievement.
Meskipun kegemaran membaca masyarakat Indonesia telah meningkat signifikan. Hal penting yang harus terbentuk dalam berliterasi adalah karakter seseorang yang senang membaca dan menulis. GLN merupakan upaya yang dilakukan untuk menciptakan masyarakat yang literat yang berarti masyarakat entah itu pelajar, mahasiswa atau kalangan lainnya agar dapat memiliki kemampuan untuk memahami dan mengaplikasikan apa yang telah dibaca lewat perilaku sehari-hari. Dengan menjadi masyarakat yang literat diharapkan dapat berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dibaca dan dipahami sebelumnya sehingga dapat diaplikasikan dalam bertindak dan mengambil keputusan.
Penulis : Velyda Noer Praniasty
Editor : Pragha Mahardhika T