LPM Industria Diretas, Persma Harus Tingkatkan Digital Security
Sumber gambar: Freepik.com
LPM Progress - Dewasa ini semakin marak kasus serangan digital terhadap Pers Mahasiswa. Pada bulan Oktober 2022 lalu, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Industria Politeknik STMI Jakarta mengalami peretasan akun official Instagram LPM Industria dengan username @lpmindustria.
Kronologi awal kejadian ini dimulai dengan pihak peretas mengunggah sebuah video acak ke Instagram Story LPM Industria. Kemudian, pihak Industria mulai menyadari bahwa terjadi kejanggalan pada akun Instagram tersebut.
Lingga Ikhtiar selaku Pemimpin Umum LPM Industria periode 2022/2023 menuturkan bahwa kejadian ini bukan karena kelalaian internal yang salah posting melainkan murni tindak peretasan.
"Instagram LPM Industria dipegang oleh beberapa pihak seperti dari Divisi Kewirausahaan dan Media Digital Kreatif yang kurang lebih ada sekitar lima orang. Namun, sudah dikonfirmasi bahwa kelima orang tersebut tidak memposting apapun di Instagram LPM Industria," ungkap Lingga saat diwawancarai melalui Google Meeting (06/2).
Setelah kejadian tersebut, pihak Industria tidak dapat login ke akun Instagram LPM Industria dikarenakan peretas sudah mengganti password akun tersebut. Berbagai cara sudah dilakukan seperti mencoba login dari semua smartphone dan laptop yang kemungkinan masih terhubung, namun peretas akun Instagram sudah mengatur agar akun tersebut keluar dari semua perangkat yang terhubung.
Tidak menyerah, Lingga Ikhtiar bersama Ihsan Ali selaku Pemimpin Umum periode 2021/2022, mengusahakan cara lain yaitu melalui forgot password. Dengan demikian, akan terhubung ke email LPM Industria dan dapat diubah dengan password yang baru. Namun, ternyata email LPM Industria sudah dihapus dari kepemilikan akun Instagram oleh peretas.
"Jadi yang seharusnya ada kemungkinan untuk mengubah password lewat email ataupun Facebook, ini gak bisa lewat keduanya. Lalu tindakan yang kami lakukan segera membuat flyer pengumuman bahwa akun @lpmindustria saat ini sedang terkena hack, kemudian disebarkan ke grup Forum Pers Mahasiswa Jabodetabek (FPMJ) dan grup Ormawa kampus," ujar Lingga.
Menurut penuturan Ela Auliyana selaku Pemimpin Redaksi LPM Industria periode 2021/2022, setelah mengetahui bahwa email kepemilikan akun berganti, kemudian pihak Industria mencoba menghubungi email peretas. Hasilnya pihak Industria mendapatkan respon dari peretas, lalu yang semula negosiasi melalui email berpindah ke WhatsApp. Dalam negosiasi tersebut peretas meminta bayaran sebesar Rp50.000 dengan imbalan pihak Industria mendapatkan password terbarunya. Setelah transaksi berhasil, password terbaru sudah di tangan Industria, namun kali ini harus terkendala di kode One Time Password (OTP) yang dikirimkan ke nomor telepon ataupun email peretas.
"Nomor WhatsApp dia bukan nomor Indonesia +62. Gua chat terus menerus, gak dibalas. Sampai akhirnya dia hapus nomor WhatsApp, kayaknya itu WhatsApp yang sekali pakai," jelas Ela saat diwawancarai melalui Google Meeting (06/2).
Saat bertransaksi, peretas meminta pembayaran dilakukan melalui aplikasi Dana. Penasaran dengan hal tersebut, pihak Industria kemudian mevalidasi nomor yang digunakan peretas di aplikasi Getcontact. Tertulis bahwa nomor tersebut jelas penipu.
Bulan Oktober menuju November, Industria masih berusaha agar akun Instagramnya bisa kembali dengan mencoba ke beberapa jasa online. "Coba ke beberapa jasa, prosesnya lumayan lama, akhirnya kita sadar kalo kita hampir ketipu lagi," terang Ela.
Salah satu alumni LPM Industria yang berprofesi sebagai penulis di pikiran-rakyat.com, memberikan informasi jika akhir-akhir ini memang ada beberapa media yang terkena hack. Ela juga menjelaskan jika dia tidak bisa menyimpulkan kalau Industria terkena hack karena produk berita atau artikel Industria yang sensitif. Alasan tersebut berkaitan dengan fakta bahwa pada bulan Oktober 2022, Industria tidak sedang membahas isu sensitif dan tidak mengunggah artikel yang menyinggung pihak lain.
Berkaitan dengan trend hacking yang terjadi, Lingga memaparkan kejadian hack yang terjadi pada akun YouTube Himpunan Mahasiswa jurusannya, kejadiannya satu bulan sebelum akun Industria diretas. "Jadi ada kemungkinan trendnya, sih," ungkap Lingga.
Instagram yang seharusnya menjadi media, kini hilang. Menurut Ela dengan kejadian ini membuat semangat anggota jadi menurun karena minat dan bakat mereka tidak tersalurkan dengan baik sehingga berdampak pada produksi karya jurnalistik yang ikut menurun terutama bentuk video dan ilustrasi. Ruang berkarya yang bisa dimanfaatkan Industria kala itu yaitu website. "Dari artikel pun yang menjadi masalahnya adalah kami mau promosiin artikel ini ke mana karena biasanya kami gunakan Instagram," ungkap Ela.
Lingga menambahkan jika TikTok dan YouTube pun bisa menjadi ruang berkarya untuk video. Tapi menurut Industria, kedua aplikasi tersebut masih kurang sebagai pemantik karena algoritmanya masih belum bertemu yang tepat.
Bulan Desember, Industria lebih memilih untuk fokus di Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dan pergantian periode. Sebagai Pemimpin Umum yang baru, Lingga merasa seperti membangun LPM Industria dari awal lagi, salah satunya membuat akun Instagram baru untuk LPM Industria dengan username @lpm_industria.
Lingga yang memiliki latar belakang sebagai mahasiswa jurusan Sistem Informasi, berpesan kepada teman-teman media untuk selalu melakukan verifikasi dan autentikasi dua langkah karena media adalah sasaran empuk untuk peretas. Lingga juga mengajak kita agar lebih peduli bagaimana mengelola media dengan belajar tentang keamanan akun maupun keamanan data.
Penulis: Muftihah Rahmah
Editor: Puput Oktavianti