Perihal KRS/KHS Offline, Warek I : Masih Banyak Mahasiswa yang Gaptek
Sumber Gambar: economicsandinstitutions.com
LPM Progress - Kartu Rencana Studi (KRS) dan Kartu Hasil Studi (KHS) itulah kata yang tidak asing lagi bagi mahasiswa. Sebagai seorang mahasiswa, mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) merupakan suatu kewajiban. Sedangkan Kartu Hasil Studi (KHS) merupakan hasil pembelajaran mahasiswa di setiap semester yang sudah di tempuh. KRS dan KHS sendiri seolah menjadi permasalahan bagi mahasiswa Unindra karena masih menggunakan sistem manual atau offline.
“Tujuan manual adalah untuk mahasiswa kompak KRS hanya diberi waktu tidak kurang dari seminggu harus lengkap, kalau yang gaptek-gaptek kalau ada kesalahan gabisa diganti, sekali salah harus berkorban mata kuliah,” ujar Pak Sumardi, selaku Warek I (3/2).
Salah satu Dosen Pembimbing Akademik (PA) pun sependapat dengan diadakanya manual atau offline.
"Manual hal yang paling tepat untuk mahasiswa bertemu dan berkonsultasi mata kuliah yang akan ia tuju dengan Dosen PA,” ujar Dasmo salah satu Dosen PA (8/2).
Ada sebagian mahasiswa Unindra yang merasa keberatan saat mengisi KRS dan mengambil KHS, karena hal tersebut dianggap masih kurang efektif.
"Sistem KRS dan KHS yang sekarang ini kurang efektif, karena mahasiswa harus datang ke kampus untuk mengisi KRS dan mendapatkan KHS tersebut, sementara di sekeliling teman-teman yang berbeda kampus sudah memakai online, jadi di rumah bisa mengisi tanpa harus datang dan semoga Unindra bisa upgrade sistem pengisian KRS dan KHS via online," cetus Aulia, mahasiswa Unindra prodi Pendidikan Bahasa Inggris semester 6 (11/2).
Sejak awal berdiri, Unindra sudah menggunakan sitem manual. Menggunakan sistem KRS dan KHS online sudah dirancang lama namun ada kendalanya.
“Karena masih banyak mahasiswa yang gaptek yang membuat lembaga ini secara menyeluruh belum bisa online," ungkap Pak Sumardi.
Pihak kampus Unindra tidak membuat peraturan tertulis bagi mahasiswa yang menitipkan KRS, karena tidak ingin memberatkan mahasiswanya yang sedang berhalangan jauh.
“Bagi mahasiswa yang jauh dari rumah diperbolehkan menitipkan ke teman sekelasnya,” ujar Dasmo.
Mungkinkah di era modern ini sistem tersebut akan segera mengalami pembaharuan? Sebab, dalam hal ini pihak lembaga masih menunggu kesiapan mahasiswa untuk dapat beralih ke sistem online. Sedangkan siap atau tidaknya hanya tetap lembaga yang dapat menilai dan menentukan.
"Pihak lembaga Unindra masih menunggu dan menanti mahasiswa yang siap menggunakan sistem online, jadi jangan salahkan lembaga," tandas Pak Sumardi.
Penulis : Irfan Zidni
Editor : Aulia Puspita Sari