Minat DPM Rendah, Warek Persilakan Jadi Bahan Kajian dan Evaluasi
Sumber gambar: pemira.unindra.ac.id
LPM Progress - Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPM-U) merupakan satu-satunya pemegang kedaulatan Mahasiswa Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI sebagai Lembaga Legislatif sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga (ART) dalam Pedoman Umum Organisasi Intra Kemahasiswaan (Buku Pedoman). Sebagai lembaga yang memiliki fungsi untuk akomodasi kepentingan serta aspirasi mahasiswa dalam bentuk aturan-aturan demokratis, tentunya peran DPM sangatlah vital di dalam lingkup Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Unindra. Namun, pada Pemilihan Raya (Pemira) 2024 terjadi kekosongan calon pengisi Ketua DPM-U. Hal ini tentunya menjadi ironi dikarenakan sesuai dengan pasal dalam Buku Pedoman, Ketua DPM-U dipilih melalui Pemira dan penetapannya melalui Musyawarah Mahasiswa (Musma).
Sejak pembukaan pendaftaran calon ketua DPM-U, calon ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U), dan calon ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) pada 8 Agustus 2024 lalu, terdata belum terdapat calon yang mendaftar pada Pemira tahun ini. Pemira yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta diawasi oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) ini, telah melakukan upaya perpanjangan waktu pendaftaran sebanyak 2 kali, sehingga akhirnya menutup agenda pendaftaran untuk calon Ketua DPM-U pada 20 Agustus 2024 yang semula direncanakan pada tanggal 12 Agustus 2024. Ketidakjelasan calon ketua DPM-U ini tentunya menjadi permasalahan tersendiri pada kegiatan Pesta Demokrasi Unindra, pasalnya perpanjangan tersebut berbuntut pada perubahan timeline oleh KPU dan adanya konsultasi yang dilakukan panitia Pemira dengan Lembaga yaitu Wakil Rektor (Warek) I bidang Akademik dan Kemahasiswaan.
Saat diwawancarai pada Rabu (4/9), Irwan Agus selaku Warek I menjelaskan bahwa lembaga menyerahkan terkait solusi permasalahan ini kepada mahasiswa. Ia menganggap bahwasannya Pemira selayaknya pestanya Mahasiswa tentu menjadi hak dan wewenang mahasiswa untuk berkoordinasi mengenai solusi terkait kekosongan calon DPM-U ini.
“Jadi, lembaga tidak akan mengatur ini harus A, harus B, silakan, karna ini pestanya Mahasiswa. Silakan lakukan Rapim (Rapat Pimpinan), nanti solusinya di Rapim, apa langkah-langkahnya,” jelasnya.
Berbicara tentang penilaian terkait kekosongan calon ketua DPM-U ini, ia menerangkan bahwa hal tersebut seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi Ormawa. Seharusnya dengan adanya pelatihan Leadership di awal, terdapat kader yang terbentuk sebagai hasil dari upaya menciptakan kader-kader yang baru. Mahasiswa yang sedari awal diberikan kebebasan Intelektual, dipersilakan untuk mengkaji permasalahan tersebut.
“Silakan untuk mengkaji, jadi, mempelajari kenapa minatnya rendah. Apa tugasnya DPM itu berat atau DPM tidak punya kerjaan. Silakan, saya nggak tahu, yang tahu mahasiswa itu sendiri,” tambahnya.
Namun diluar permasalahan yang ada, Pemira sebagai Pesta Demokrasi Mahasiswa tentunya harus memiliki tujuan yang jelas. Sebagai satu-satunya wadah resmi dalam menyalurkan aspirasi mahasiswa terkait calon pemimpin yang ada, Pemira harus memiliki standar yang jelas. Irwan Agus menjelaskan bahwa wujud ideal dari Pemira adalah disukai oleh seluruh mahasiswa serta tidak melanggar norma dan aturan yang berlaku. Ia juga berharap bahwa Pemira dapat berjalan dengan lancar dan pemimpin terpilih dapat membawa Unindra menjadi lebih baik.
“Saya hanya berharap, Pemira berjalan dengan bagus dan langgeng, tidak terjadi kendala apapun dan yang dipilih itu betul-betul disukai oleh mahasiswa, menjadi seorang pemimpin yang membawa visi misi Unindra menjadi lebih baik,” tutupnya.
Wartawan : Rahma Alawiyah
Penulis : Arriel Ahmadeuz Khrisna
Editor: Naptalia