New Normal, Unindra Masih Menggunakan Sistem Daring?

New Normal, Unindra Masih Menggunakan Sistem Daring?

Sumber Gambar : Pixabay.com


LPM Progress — New normal adalah langkah percepatan penanganan COVID-19 dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi (dilansir dari m.detik.com). Skenario new normal dijalankan dengan mempertimbangkan kesiapan daerah dan hasil riset epidemiologis di wilayah terkait.

Pasalnya, pemerintah juga akan menerapkan sistem new normal dalam bidang pendidikan. Hal ini menimbulkan berbagai tanggapan dari lembaga pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi. Seperti tanggapan dari Sumaryoto, Rektor Universitas Indraprasta PGRI (Unindra).

“Ini merupakan ranahnya pemerintah. Jadi, pemerintahlah yang menentukan melalui Gugas (Gugus Tugas) COVID berdasarkan peraturan yang berlaku. Unindra sebagai lembaga pendidikan ya pastinya harus mengikuti arahan-arahan maupun rambu-rambu yang digunakan, contohnya pegawai diaktifkan 50% dimana sistem kerjanya rolling atau bergantian, misalnya yang masuk hari Senin maka Selasa kerja di rumah dan seterusnya seperti itu,” jelas Sumaryoto saat dihubungi melalui telepon.

Walaupun penerapan new normal  untuk perguruan tinggi sendiri belum tahu kapan, tetapi hal ini membuat pihak Unindra mempersiapkan hal tersebut.

“Unindra sendiri sudah siap dengan masa PSBB transisi, mulai dari penyiapan fasilitas untuk hand sanitizer, sabun cuci tangan, lalu diharuskan memakai masker serta jaga jarak. Akan tetapi mekanisme perkuliahan belum dan kapan diberlakukannya juga belum tahu, yang pasti khusus semester genap ini masih harus belajar di rumah,” imbuh Rektor.

"Kalau menurut saya sendiri, untuk saat ini sebaiknya perkuliahan dilaksanakan online saja dulu, karena seperti yang kita tahu kondisi Indonesia saat ini juga masih dalam status darurat COVID-19. Bagi saya, new normal yang diterapkan pemerintah saat ini kan untuk memperbaiki kembali kondisi ekonomi negara," jelas Rindiani Khofifah, mahasiswi jurusan Pendidikan Ekonomi saat diwawancarai melalui WhatsApp.

Rindiani mengatakan sistem ini akan efektif apabila Unindra tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ada. Namun, tidak menutup kemungkinan juga keadaan semakin memburuk akibat banyaknya jumlah mahasiswa di Unindra.

"Itu akan efektif, jika Unindra menerapkan panduan protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan baik dan disiplin. Namun sekali lagi, dalam perguruan tinggi itu kan memiliki ribuan mahasiswa. Dimana setiap harinya ribuan mahasiswa ada di kampus, jika pihak kampus tidak tegas dan disiplin dalam penerapannya, maka hal tersebut justru membuat lingkungan di dalam kampus terancam terinfeksi," ucapnya.

"Satu lagi yang paling penting adalah Unindra juga harus memberikan peraturan untuk para pedagang yang ada dilingkungan kampus. Misalnya, harus menggunakan masker dan sarung tangan plastik. Khusus untuk kantin, tidak diperbolehkan bagi mahasiswa untuk nongkrong-nongkrong santai. Mahasiswa wajib langsung pulang setelah perkuliahan usai," tambah Rindiani.

Sama halnya dengan tanggapan dari Yoga Budi Bhakti, dosen pengajar dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Fisika. Beliau mengatakan, bahwa saat ini belum dilaksanakan karena belum ada instruksi langsung dari pemerintah pusat terkait hal ini. "Saat ini yang dilakukan dalam pendidikan di perguruan tinggi pun adalah menggunakan sistem pembelajaran daring atau e-learning. Dosen ataupun pengajar mempersiapkan materi kemudian memiliki aplikasi yang disepakati oleh peserta didik apakah menggunakan WhatsApp Group, Zoom Meeting, Google Classroom atau hanya menggunakan e-mail."

Ia juga menjelaskan jika bukan tanpa sebab pemerintah belum memberlakukan sistem ini di bidang pendidikan. "Intinya itu pemerintah pun tidak ingin mengambil resiko menerapkan pendidikan secara tatap muka karena latar belakang dari siswa ataupun mahasiswa dan lingkungan yang berbeda-beda, dikhawatirkan ada beberapa orang itu ada carrier (pembawa) virus Corona dan OTG (Orang Tanpa Gejala). Nah ini kan kalau pun diterapkan ataupun dipaksakan akan berdampak lebih luas lagi, karena virus Corona tidak akan pernah berhenti menyebar," jelasnya saat dihubungi melalui WhatsApp.

Saat ini pemerintah sudah mengeluarkan protokol kesehatan mengenai pemberlakuan new normal di bidang pendidikan. Namun, sampai berita ini di terbitkan Rektor mengatakan belum ada putusan lebih lanjut dikarenakan perlunya rapat lanjutan dengan pihak kampus terkait hal ini, dan yang pasti untuk saat ini perkuliahan tetap dilaksanakan secara daring sampai dengan semester depan.

"Perlu pembahasan yang mendalam yang pasti untuk semester genap sampai dengan ujian tetap PBM (Proses Belajar Mengajar) online. Masih ada dua rapat lanjutan yaitu tentang akademik (PBM) dan non akademik (fasilitas dan sarpras), jadi saya belum bisa memberikan statement atau kebijakan tentang new normal untuk semester gasal," jelas Sumaryoto.

 

Reporter : Nabeela Rahma Noor Aziz

Penulis : Maya Asthika Pujianty

Editor : Refa Tri Ustati