Tak Ada Lagi Negosiasi, Massa Aksi Dihujani Gas Air Mata
Senin (30/9) — Pembubaran massa aksi dilakukan oleh pihak polisi dan brimob. Massa aksi yang sedang beristirahat tiba-tiba ditembaki oleh gas air mata dan bom molotov. Sebelumnya, polisi dan massa aksi sedang bernegosiasi, dengan polisi yang berusaha agar massa mengatur barisan serta meminta untuk duduk. Namun, massa aksi memilih untuk bernyanyi "Indonesia Pusaka" dan melakukan pembakaran.
Polisi pun ikut menyanyikan lagu Indonesia Pusaka, lalu mengimbau agar tidak melakukan pembakaran dan ikut duduk bersama polisi.
Beberapa orang meminta polisi untuk tidak menembakkan gas air mata serta bom molotov, banyaknya korban yang menjadi pertimbangan massa aksi untuk meminta hal tersebut.
Kemudian polisi menanggapi dengan bersedia dan berjanji untuk tidak menembakkan gas air mata dan juga bom molotov, bahkan polisi juga bersedia memberikan air mineral sebanyak 10 dus kepada massa aksi dengan syarat massa aksi meninggalkan lokasi dan pulang ke rumah.
Tidak mengabulkan permintaan polisi, massa aksi semakin ramai dan terus melakukan pembakaran. Bahkan massa aksi menyoraki polisi dan meneriaki, "Kami menolak pulang". Ketika mengimbau massa, tiba-tiba dari belakang mobil brimob datang dan menembaki gas air mata, disusul dengan bom molotov.
Massa aksi yang terkejut pun lari menyelamatkan diri dan membantu teman-temannya yang sesak nafas. Mereka berlarian menuju jalan GBK dan Jalan Gerbang Pemuda kemudian sudah kosong dari massa aksi. Setelah kejadian tersebut sampai tulisan ini ditulis, Jalan Gerbang Pemuda steril dari massa aksi dan dijaga oleh polisi dan brimob.
Penulis : Gurizki
Editor : Nurulita