Workshop Kawan Aman: Membentuk Karakter Siswa Anti Bullying

Workshop Kawan Aman: Membentuk Karakter Siswa Anti Bullying

Sumber Gambar: Dok/LPMProgress/Alya Layla

 

 

LPM Progress - Kamis (16/01), telah dilaksanakan workshop Kawan Aman: Anti Bullying dengan tema “Pendidikan Karakter bagi Remaja”. Workshop ini digelar oleh Kejar Mimpi Jakarta (KMJ) yang dihadiri oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMPN 62 Jakarta, Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMPN 14 Jakarta, jajaran guru dan staf sekolah SMPN 62 Jakarta, serta beberapa tim media partner.

KMJ merupakan komunitas yang berfokus pada pemberdayaan pemuda di Indonesia. Fajrul Husna selaku Ketua Pelaksana Workshop menjelaskan KMJ terbagi ke dalam tiga fokus pilar, yaitu pilar pendidikan, pilar lingkungan, dan pilar ekonomi. Dalam pelaksanaan pilar pendidikan, KMJ mengadakan workshop dengan tema yang dipilih sebagai upaya pembentukan karakter siswa. Hal tersebut didasari atas perhatian fenomena kenakalan remaja yang marak terjadi, khususnya di daerah Jatinegara dan Jakarta Timur, seperti contohnya tawuran pelajar dan tindakan perundungan (bullying)

Bullying atau perundungan merupakan tindakan kekerasan yang masih marak terjadi di lingkungan pendidikan baik secara verbal maupun non verbal. Fajrul menjelaskan target sasaran workshop ini adalah pelajar dari Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dirinya beralasan bahwa kestabilan emosional pada usia ini belum baik, karena masih berada dalam fase mencari kepuasan jati diri. Hal tersebut yang mendasari KMJ dalam diadakannya kegiatan ini, salah satunya untuk membunuh stigma narsistik terhadap kenakalan remaja di kalangan siswa dengan memberikan edukasi mengenai anti bullying.

Jahira, salah satu peserta kegiatan yang merupakan siswi SMPN 14 Jakarta turut membagikan pengalamannya tentang tindakan perundungan yang terjadi padanya di lingkungan sekolah. Ia mengaku bahwa dirinya menjadi sasaran perundungan dari teman-teman kelasnya. Jahira yang menjabat sebagai ketua kelas kerap menjadi sasaran ejekan teman-temannya karena dianggap cari perhatian saat aktif bertanya kepada guru. Ia juga menjelaskan bahwa dirinya kerap memberanikan diri untuk melawan ejekan tersebut dan berusaha menghentikan tindakan perundungan teman-temannya, namun usaha tersebut sia-sia dan perundungan masih terus berlanjut sampai saat ini menghantui Jahira. Hal ini tentu mengganggu dan mempersempit ruang gerak dirinya hingga berdampak pada penurunan rasa percaya diri dan semangat bersekolah.

“Awalnya aku selalu ngelawan dan nyuruh mereka buat berhenti, tapi tetep aja, akhirnya aku milih diam aja meskipun sakit hati,” ujar Jahira saat diwawancarai di Ruang Serbaguna SMPN 62 Jakarta.

KMJ berharap dapat membentuk karakter remaja yang utuh dan melahirkan agen perubahan yang mampu menjadi inspirasi bagi lingkungannya. Meskipun kesadaran serta kepedulian terhadap urgensi anti bullying cukup familiar di kalangan Generasi Z, keberanian untuk menyuarakan masalah ini masih membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar hingga lembaga otoritas yang berwenang dalam penanganan kasus perundungan. 

“Kita berharap bahwasanya akan ada agen perubahan yang di mana itu jadi inspirasi bagi lingkungan sekitarnya, bahwasanya kegiatan aksi tawuran itu tidak keren,” tutup Fajrul selaku Ketua Pelaksana Workshop.

 

Wartawan: Alya Layla Yunus & Naurah Shafiqah

Penulis: Alya Layla Yunus

Editor: Anisa Adiyanti