Titik Terang Suara Mahasiswa untuk Para Pelanggar HAM

Titik Terang Suara Mahasiswa untuk Para Pelanggar HAM

Pada akhirnya hal yang ditunggu-tunggu untuk mereka bersuara telah tiba. Menanggapi hal tersebut, pada hari senin (28/5) BEM U dan para pemimpin ormawa telah melaksanakan rapat koordinasi yang membahas pelanggaran-pelanggaran HAM, terbungkamnya demokrasi dan hak bersuara serta juga telah menyerukan untuk melakukan konsolidasi besar.

 

Fahmi Zamzami, selaku Kajian Riset dan Politik (Karispol) BEM U berkata bahwa, mahasiswa Unindra berfokus di zona nyaman semata yang hanya memberikan proposal, di-acc dan boleh mengadakan kegiatan yang sebenarnya hanyalah formalitas. Menjalankan program kerjanya masing-masing tapi eksistensinya di luar sana sebagai mahasiswa Ormawa belum ada. Maka dari itu BEM U bermaksud untuk mengadakan rapat koordinasi untuk bersama-sama melakukan aksi kemanusiaan dan isu nasional bersama mahasiswa Unindra.

Adapun hasil rapat koordinasi yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

  1. Pengangkatan isu adalah tentang kemanusiaan
  2. Sepakat atas 5 poin tuntutan, yaitu :
  1. Mengecam kejadian, aksi rusuh, serta tindakan represif yang dilakukan oleh aparat keamanan maupun aksi.
  2. Mendesak pemerintah untuk segera mencabut dan membubarkan tim asistensi hukum serta meninjau kembali UU No. 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
  3. Menolak segala tindakan inkonstitusional yang tidak sesuai dengan UUD 1945, UU No. 7  Tahun 2017  tentang adanya pemilihan dan intervensi terhadap penyelenggara Pemilu serta meminta KPU untuk bertanggung jawab terhadap penyelenggara pemilu yang gugur.
  4. Mendesak elit politik mengikuti mekanisme hukum yang berlaku sesuai undang-undang, jika terdapat kecurangan ataupun kekurangan dalam proses pemilu serta mendorong Mahkamah Konstitusi menggunakan kewenangannya jika terjadi perkara sengketa hasil pemilu.
  5. Mengimbau masyarakat dan semua elemen bangsa untuk menjaga persatuan dan keutuhan bangsa serta mengedepankan kemanusiaan & persaudaraan sebangsa dan setanah air.
  1. Titik aksi akan dilangsungkan di Mabes Polri dan Kantor Kementrian Hukum dan HAM
  2. Melakukan konsolidasi terbuka / besar-besaran dengan mahasiswa Unindra di DPR
  3. Meminta mahasiswa Unindra mendatangani petisi
  4. Menentukan nama gerakan
  5. Teknis Lapangan (Teklap)

Hingga pada konsolidasi akbar yang dilaksanakan pada Selasa siang (28/5), mereka langsung sigap menyiapkan beberapa banner tulisan aksi serta banner yang berisi ajakan untuk mengisi petisi di banner tersebut. Banyak mahasiswa unindra yang juga sepemahaman dengan para orator untuk menandatangani petisi dan juga mengikuti teklap yang diadakan oleh BEM U serta perwakilan Ormawa. Adapun rencana mereka melakukan aksi akan dilaksanakan pada Jumat, 31 Mei 2019 di Kantor Mabes Polri, Jakarta dengan jumlah masa aksi 500 orang yang akan datang.

 

http://www.lpmprogress.com/uploads/images/image_750x415_5ced193baea66.jpg

 

Mukhlas, selaku ketua BEM U juga mengajak kepada teman-teman mahasiswa tentang bagaimana kita untuk mengkaji, menyuarakan tentang hal-hal yang dimana mahasiswa dan yang lainnya tidak berperan dalam ranahnya. Kemudian mahasiswa agar mereka yakin dimana ranahnya mahasiswa berada, mengetahui diposisi seperti apa mereka ada, dan juga mahasiswa berada di koridornya yang semula serta sudah saatnya mahasiswa terbangun dari tidur nyenyaknya untuk bersuara bersama-sama.

Penulis : Edrian Sihotang

Editor : Nurulita