Sekapur Sirih : Pers dan Mahasiswa Sama Pentingnya!
Mahasiswa adalah bagian integral dari generasi muda, baik itu di Indonesia maupun di negara lain. Mereka yang beruntung mendapat kesempatan memperoleh pendidikan tinggi, disebut sebagai mahasiswa. Berbeda dengan manusia lain yang tidak beruntung menikmati perguruan tinggi, bukan mahasiswa atau pemuda yang bukan mahasiswa. Dalam sejarah perkembangan bangsa, mahasiswa selalu identik dan dikaitkan dengan perubahan generasi, orang yang memiliki jiwa serta semangat untuk melakukan sebuah perubahan di negara. Alhasil mahasiswa mendapat julukan agen perubahan, agen kontrol dan masih banyak sebutan lainnya. Dari gelar-sebutan serta paradigma yang dibangun ini, maka timbullah rasa tanggung jawab moral bagi mahasiswa untuk memenuhi harapan-harapan yang cenderung menjadi suci.
Mahasiswa telah dituntut melalui nubuat suci dari paradigma yang sudah dibangun oleh masyarakat untuk terus memperhatikan persoalan masyarakat itu sendiri. Alhasil mahasiswa tidak hanya memikirkan nasibnya sendiri atau kepentingannya saja, namun lebih dari itu, harus memikirkan masalah-masalah negara, bangsa, dan masyarakat. Semua masalah yang ada di masyarakat menuntut untuk segera dicarikan solusinya. Sebagai calon intelektual yang jiwanya bersemangat dan bergelora, mahasiswa selalu ingin menjadi bagian untuk tampil dalam menciptakan keadaan yang berkeadilan sosial, membentuk pola pikir masyarakat yang kritis, dan sekaligus demokratis. Salah satu jalan yang dipakai untuk ketercapaiannya itu antara lain lewat pers.
Pers dalam catatan sejarahnya di Indonesia menunjukkan sebuah capaian yang cukup cemerlang dalam menggagas soal kemanusiaan dan keadilan. Mulai dari era Hindia Belanda hingga runtuhnya penguasa otoriter orde baru. Bahkan soal ke-Indonesiaan sendiri, kaum terpelajar atau mahasiswa yang menjadi bagian penting dalam mewujudkan kenyataan kemerdekaan Indonesia sebagai sebuah bangsa, memakai pers sebagai corong dan alat perjuangannya.
Begitu pula pasca Indonesia merdeka, pers tak dapat dipisahkan dalam perjalanan pergerakan mahasiswa. Karenanya, pers selalu digunakan oleh mahasiswa sebagai alat perjuangan dalam menuntut perubahan-perubahan terhadap realitas yang tidak berkeadilan dan tidak manusiawi di sekitarnya. Sekumpulan mahasiswa yang menghasilkan karya jurnalistik tersebut kemudian akrab ditelinga kita dengan sebutan: pers mahasiswa, lahir dari rahim perguruan tinggi yang memiliki semangat perubahan.
Narasi Singkat Tentang LPM Progress
Lembaga Pers Mahasiswa Progress didirikan pada tahun 2003 oleh Panca Dharma Edi, Kosasih, Teguh, Openk, dan M. Akbar dengan nama Pers Kampus. Namun berubah nama menjadi Media Kampus, atas dasar alasan agar lebih luas cakupan produk informasi yang dibuat seperti; media cetak, audio, dan video. Seiring berjalannya waktu, untuk menyempurnakan identitas organisasi maka ditetapkan tanggal 30 September 2003 sebagai hari lahir Media Kampus. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan peristiwa besar di negeri ini, agar mudah diingat. Mereka memulai perjalanan dari jalur jurnalistik yang dianggapnya paling mudah dengan memberitakan setiap kegiatan kampus. Terbitan-terbitan pertama Media Kampus berupa bulletin yang dijual kepada mahasiswa sebagai ganti modal cetak.
Ada hal yang menarik jika membicarakan sejarah LPM Progress, yaitu tak terlepas dari logo Media Kampus yang berupa lingkaran mekanik. Ceritanya, pada awalnya logo tersebut merupakan sebuah mata lensa yang diibaratkan siap membidik keadaan objekif kampus. Namun karena kekeliruan oleh operator komputer pada saat itu, sehingga logo berubah menjadi seperti lingkaran mekanik. Maka makna dari logo yang seharusnya mata lensa pun berubah menjadi organisasi yang memiliki aturan dan mekanisme.
Seiring berkembangnya zaman, pada Januari 2019 secara resmi Media Kampus berubah nama menjadi LPM Progress. Tak hanya itu, perubahan logopun turut mengikuti sebagai bukti bahwa organisasi ini terus berkembang mengikuti kebutuhan zaman.
Progress sebagai satu-satunya organisasi di Unindra yang bergerak di bidang jurnalistik. Terus konsisten dan berkomitmen untuk menyajikan informasi sesuai dengan fakta dan mengedepankan kekritisan. Dalam menyajikan informasi, Progress memiliki platform berupa: majalah, tabloid, buletin, berita harian online di www.lpmprogress.com, videografis di channel Youtube LPM Progress, dan Progress Podcast di Spotify. Produk ini secara rutin dan teratur diterbitkan. Hal ini adalah sebagai bentuk upaya memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa.
Progress dalam menjalankan roda organisasinya berkomitmen untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis dengan mengedepankan proses berpikir kritis, rasional, dan ilmiah serta bervisi kerakyatan.
Struktur Kepengurusan Lembaga Pers Mahasiswa Progress 2022/2023
Badan Pengurus Harian
Pemimpin Umum: Ahmad Wahid Abid Izzudin
Sekretaris Umum: Ainur Rofiqoh dan Najwa Maulidina
Bendahara Umum: Tyas Putri Ramadhani
Pemimpin Redaksi: Valensiya
Pemimpin Organisasi: Alamanda Firdaus
Humas : Larashati Crita Annisa Siswoyo
Redaksi
Pemimpin Redaksi: Valensiya
Redaktur Pelaksana: Naptalia
Koordinator Liputan: Nur Muhammad Ihsan
Editor: Puput Oktavianti, Dwi Kangjeng, Amelda Kaspiyanti, Alfat Eprizal, Yaqut Nur dan Reni Setiawati
Penelitian dan Pengembangan: Intan Yuninda Sari, Muhammad Agung Setiabudi Wibowo, Velyda Noer Praniasty, Amalya Sangita, Irnawati dan Bayu Setyo Nugroho
Konten Kreator: Muftihah Rahmah, Raka Aji Prasetyo, Raihan Andika Aditya, Putri Yuki, Muhammad Sakti Tegar Pamungkas, Shalsa Bila Inez Putri, Andini Dwi Noviyanthi, Meivya Fardiani Ananda, dan Rizka Nuwayyar
Organisasi
Pemimpin Organisasi: Alamanda Firdaus
PSDM: Eka Pramudita, Muhammad Rifqi Yasa, Sherina Maya, Farhan atha, Isnawati, Nurmala, Fadia Aulia Tsani dan Danang Dwi Laksana
Marketing: Mei Setyaningrum, Riyan Prasetya, Hafizh Khoiruddin, Sylvia Rizky Purwaningsih, Astin Khotimah, Danil Dwi Saputra, Miftahul Abdul Aziz, Putri Dwi Rahma dan Chevalinia