Roadshow Melayat Pendidikan #1: Hakikat untuk Menyuarakan Pendidikan Gratis
Sumber Gambar : Instagram @gmniunindra
LPM Progress - Jumat (19/07), telah berlangsung acara “ROADSHOW MELAYAT PENDIDIKAN #1” yang diselenggarakan di Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI, Kampus B yang diinisiasi oleh Aliansi Pendidikan Gratis (APATIS) Indonesia, Gerakan Mahasiswa bersama Rakyat (GEMARAK) beserta Kolektif Pohon Rindang (KPR). Acara ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan dan nantinya akan terus berlanjut ke universitas-universitas lainnya sebagai bentuk dari rangkaian Roadshow Melayat Pendidikan.
Roadshow ini dihadiri oleh Mahasiswa Unindra serta Mahasiswa Universitas lainnya dan komunitas-komunitas yang bergerak di bidang Pendidikan. Acara ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan, seperti Lapak Baca, Diskusi kemudian ditutup dengan mimbar bebas yang diisi oleh penampilan serta penyampaian aspirasi oleh partisipan sesuai dengan tema acara ini yaitu Melayat Pendidikan.
Dalam agenda diskusi kali ini menghadirkan 3 pemantik yang dianggap telah berpengalaman dan mumpuni dalam bidang pendidikan, yaitu Rivaldi Haryo dari Liga Mahasiswa Indonesia Untuk Demokrasi (LMND), Rahayu Hardita selaku tenaga pendidik, dan Fachrial dari Front Aksi Mahasiswa Universitas Pamulang (FAM UNPAM). Rahayu sebagai salah satu pemantik yang juga seorang dosen di Unindra berpendapat bahwa gerakan seperti ini sangat bagus untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa terkait kondisi-kondisi sosial di Indonesia sehingga dapat menjadi langkah awal dalam perubahan.
“Kegiatan-kegiatan diskusi ini kan otomatis, ketika mahasiswa mulai sadar problematika atau permasalahan sosial yang ada di Indonesia, saya pikir perubahan itu akan bisa segera dimulai,” ungkapnya.
Ia berharap bahwa dengan terlaksana acara ini bisa lebih meningkatkan intensitas dan meluaskan jaringan, sehingga mimbar-mimbar bebas atau acara seperti ini dapat terlaksana tidak hanya di Unindra namun juga di kampus lainnya. Ia juga menambahkan bahwasanya jika Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tidak bisa melaksanakan mimbar bebas maka dapat diinisiasi di Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Rai Darmawan sebagai bagian dari KPR selaku salah satu penanggung jawab acara ini mengatakan, acara ini merupakan suatu bentuk tanggapan dan respon atas Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbud Ristek) No.2 Tahun 2024 yang pada awal tahun ini telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Jadinya kaya meng-aminkan bahwasannya bener-bener pendidikan tinggi itu adalah tersier, pendidikan tinggi itu hanya untuk kelas tinggi. Dan ini respon kami dan kami selalu berpandangan bahwasannya menyuarakan sesuatu tidak harus turun ke jalan, menyuarakan sesuatu tidak harus aksi massa tapi juga aksi seni,” jelasnya.
Dalam rangkaian acara Roadshow ini Rai menjelaskan bahwa tujuan jangka panjang secara umum mereka adalah pendidikan gratis, merata, serta adil dan berkeadilan yang tentunya masih menjadi keresahan di Indonesia. Namun untuk jangka pendek atau saat ini, tujuan utama mereka saat ini adalah dicabutnya Permendikbud No.2 Tahun 2024.
Harapan Rai untuk kegiatan ini sendiri adalah mahasiswa khususnya Unindra dapat ikut menyuarakan tujuan bersama, sehingga nantinya suara keresahan ini dapat tersampaikan hingga ke pemerintah. Ia juga mengingatkan kembali bahwasannya permasalahan yang disuarakan adalah masalah besar dan akan menjadi semakin besar apabila hanya dibiarkan saja.
“Ini seperti bunga bangkai, kecil, kecil, kecil tau-tau gede kayak begitu, dan selain karena bunga bangkai bau, tapi ini beracun dan mematikan,” tutupnya.
Penulis : Arriel Ahmadeuz K
Editor: Naptalia