Kejanggalan Aksi Singkat Pelajar Menuntut Kemendikbud
Ket. Gambar: Peserta aksi dari Tangerang di depan Gedung Kemendikbud. (LPM Progress/Yazid Fahmi)
LPM Progress - Rabu (1/7) telah berlangsung aksi yang diselenggarakan oleh para pelajar di depan Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Aksi tersebut terbilang cukup singkat dikarenakan massa aksi yang terpecah, antara massa aksi pelajar dari berbagai aliansi dengan massa aksi dari Tangerang.
Fahmi, salah seorang pelajar dari Aliansi Rakyat Menggugat (Alarm) mengatakan bahwa massa aksi dari Tangerang sempat meminta kepada pihak kepolisian untuk memisahkan massa aksi mereka (Tangerang) dari massa aksi lainnya.
Massa aksi dari Tangerang
"Dari pihak Tangerang datang dan meminta waktu 10-15 menit untuk menyampaikan aspirasi mereka di depan gedung Kemendikbud, namun meminta untuk dipisahkan massanya dan bergantian saat penyampaian aspirasi mereka," ujar Fahmi saat diwawancarai.
Fahmi menilai seharusnya seluruh pelajar bersatu dalam menyampaikan aspirasinya. Namun hal yang membingungkan bagi Fahmi adalah adanya tuntutan tolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang dibawa oleh massa aksi dari Tangerang yang melenceng dari tuntutan pelajar.
"Tuntutannya itu satu, masalah penggunaan umur dalam sistem PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) yang ada di jalur afirmasi dan zonasi. Kedua itu soal SPP, bukannya diturunkan ini malah dinaikan dua kali lipat. Ada salah satu teman yang SPPnya 375 ribu dinaikan menjadi 600 ribu. Seharusnya pihak sekolah memberikan potongan," jelas Fahmi.
Selain itu, massa aksi dari Federasi Pelajar Jakarta (Fijar) yang baru datang dibuat bingung oleh pihak kepolisian karena langsung digiring untuk membubarkan diri.
"Tadi baru datang naik motor, langsung digusur, diklakson sama polisi disuruh cabut," ujar salah satu massa aksi dari Fijar yang tidak mau disebutkan namanya.
Massa aksi yang sempat terpencar akhirnya bertemu dan melakukan konsolidasi, serta melakukan klarifikasi bahwa aksi hari ini bukanlah aksi dari Federasi Pelajar Jakarta.
Reporter: Astin
Penulis: Deny Setiawan
Editor: Nurulita