Membangun Awareness, SEMA FT-KMUP Gelar Webinar Relisiensi Kesehatan Mental

Membangun Awareness, SEMA FT-KMUP Gelar Webinar Relisiensi Kesehatan Mental

Sumber gambar: WEMNAZ Zoom Meeting 

 

 

LPM Progress - Jumat (19/07), Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Keluarga Mahasiswa Universitas Pancasila (SEMA FT-KMUP) menyelenggarakan Webinar Mahasiswa Nasional (WEMNAS) bertema “Mengembangkan Resiliensi Terhadap Kesehatan Mental dan Produktivitas di Kehidupan Mahasiswa” melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 100 partisipan, yang terdiri dari Mahasiswa Angkatan 2023 Universitas Pancasila, Mahasiswa Umum dari berbagai Universitas, serta kedatangan perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Nasional (BRIN).

Kegiatan webinar ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan satu kali dalam satu periode oleh SEMA FT-KMUP, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta ilmu pengetahuan mahasiswa terkait tekanan dan kesehatan mental di lingkungan sekitar. Hal ini berhubungan terhadap tema yang diambil karena melihat keadaan langsung mahasiswa baru yang kesulitan dalam beradaptasi.

"Nah, kenapa kesehatan mental di-highlight pada tema ini juga karena kita berpandangan pada keadaan sekitar mahasiswa di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Pancasila, di mana juga ternyata relevan untuk masyarakat umum,” tulis Risky Ahmad Fauji selaku Ketua Pelaksana ketika diwawancarai melalui pesan teks di Aplikasi WhatsApp.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan webinar ini dibuka oleh Arrasy Maharidha selaku Master of Ceremony (MC) pukul 09.05 WIB, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta pemberian sambutan dari Ketua Pelaksana, Ketua SEMA FT-KMUP, Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Teknik Keluarga Mahasiswa Universitas Pancasila (BPM FT-KMUP), dan Kepala Bagian Kemahasiswaan. Setelah itu, pemberian materi disampaikan oleh Maharani Ardi Putri tentang "Breaking The Silence: Let’s Talk About Yourself and Mental Health".

Kesehatan mental bisa bergradasi dari yang hanya sekadar stres hingga usaha-usaha untuk bunuh diri. Menurut World Health Organization (WHO) yang dipaparkan oleh Maharani Ardi Putri, kesehatan mental adalah keadaan yang sehat, tidak hanya fisik tetapi juga mental dan sosial, serta segala sesuatu yang ada di dalam diri sesuai porsinya. Ia menyampaikan bahwa gangguan kesehatan mental seseorang dapat disebabkan oleh masalah keuangan, kesepian, stigma, dan lain-lain. Ditambah, kesehatan mental merupakan dampak pandemi paling besar terhadap pendidikan global.

Istilah self diagnose atau diagnosa sendiri juga diperkenalkan oleh Maharani Ardi Putri, telah banyak alat kuesioner atau aplikasi yang bisa digunakan untuk mendiagnosis diri sendiri. Menurutnya, hal ini bagus untuk membangun awareness. Hanya saja, di sisi lain dapat menjadi bahaya karena seseorang yang sebenarnya tidak memiliki gangguan kejiwaan dapat mengklaim dirinya mengalami gangguan dan akhirnya bisa terjadi. “Diagnosis harus dilakukan sangat hati-hati. Percayalah, kalau sampai kalian didiagnosis gangguan psikologis itu kemungkinan besar kalian mungkin akan kesulitan kuliah,” tutur Maharani Ardi Putri.

Maharani Ardi Putri juga memberikan tips bagaimana cara menjaga kesehatan mental yang positif, yaitu :

(1). Melatih pikiran agar tidak overthinking

(2). Aktif bergerak, 

(3). Belajar mengatur waktu, 

(4). Belajar melepaskan, 

(5). Berani salah, 

(6). Validasi atau apresiasi diri sendiri, dan 

(7). Melatih kesadaran spiritual.

Dengan diadakannya webinar ini, Risky Ahmad Fauji selaku Ketua Pelaksana, berharap para partisipan bisa mengambil dan menerapkan apa yang sudah diberikan oleh pemateri selama kegiatan berlangsung, sekaligus menyadari dan paham tentang kesehatan mental, serta tau cara mengatasinya jika dihadapkan dengan hal seperti itu di lingkungan terdekat.

 

 

 

Penulis: Nasya Zahrotunida

Editor: Rahma Alawiyah