Pengalaman Mahasiswi S2 Unindra di Istanbul Youth Summit 2020

Pengalaman Mahasiswi S2 Unindra di Istanbul Youth Summit 2020

Ket. Foto : Penyerahan sertifikat kepada Liska Ayu Putri dalam Istanbul Youth Summit 2020 (dok/Panitia IYS).

 

LPM Progress - Istanbul Youth Summit 2020 (IYS) yang diadakan pada 27-30 Januari 2020 lalu merupakan acara konferensi yang bertemakan 'Preparing Youth Leader 2045: Breakthrough in Regeneration for Strategic Position in Government and Non-Government Organizations' di Bağlarbası Congress and Culture Center, Üsküdar, Istanbul, Turki.

Konferensi ini dihadiri oleh undangan yang merupakan para pemimpin dan pembicara penting dari Indonesia dan Turki, serta para peserta yang terpilih. Peserta yang terpilih dalam konferensi ini mendiskusikan bagaimana mempersiapkan pemuda/i Indonesia untuk membangun Negerinya di tahun 2045 nanti.

Untuk dapat mengikuti acara ini, peserta diseleksi terlebih dahulu dengan cara membuat esai yang berkaitan dengan tema konferensi IYS. Salah satu peserta yang berhasil lolos bernama Liska Ayu Putri, Mahasiswi S2 Pendidikan Bahasa Inggris Unindra.

Liska mengatakan, peserta yang mengikuti acara ini terbagi menjadi beberapa kelompok, lalu diminta untuk membuat social project dan mempresentasikannya di hadapan para undangan dan peserta yang lainnya. Social project yang mereka presentasikan diharapkan bisa dilanjutkan ketika mereka selesai mengikuti acara ini. "Aku sendiri social projectnya 'Indonesian Youth Care', dimana kita nantinya akan membantu pendidikan Indonesia yang berada di pedalaman," kata Liska.

Ia juga mengatakan meskipun ia satu-satunya peserta yang berasal dari Unindra tetapi ia tidak merasa 'minder', "Di mana pun universitasnya, orang akan melihat siapa kamu dan bukan dari mana kamu berasal." Ujarnya.

Dari acara IYS kemarin Liska mengatakan, untuk dapat membuat kampus Unindra lebih maju dan lebih baik lagi adalah dengan memperbaiki sistem pendidikan dan diberikan wadah untuk mahasiwa/i S2, agar dapat menyalurkan minat bakatnya pada kegiatan-kegiatan di luar perkuliahan.

"Karena saya masih mau untuk ikut kegiatan-kegiatan seperti itu, saya merasa perlu untuk difasilitasi dan diperhatikan oleh kampus. S2 di sini kan sudah bagus, dosen-dosennya bagus, akreditasinya juga bagus. Akan lebih bagus jika non-akademiknya juga diperhatikan, jadi bukan hanya akademiknya saja yang bagus." Ia merasa kegiatan-kegiatan non-akademik pada S2 di Unindra harus dikembangkan dan berharap pihak kampus dapat mendukung dengan cara memberikan wadah kepada mahasiswa/i-nya, karena hal ini akan berdampak positif pada nama Unindra sendiri, sehingga Unindra bisa dikenal masyarakat luas dengan lebih baik lagi.

 

Penulis                : Dhea Sophia 

Editor                  : Nisa Nurlatifah