Prodi Arsitektur Gelar Seminar Tata Ruang Kota
Dalam rangka menyambut semarak rangkaian acara Semesta lima belas, program studi Arsitektur melaksanakan seminar nasional "Pembangunan Ruang Kota yang Berkelanjutan" pada Rabu (04/09) bertempat di Gedung LPMP Jakarta.
Seminar yang diselenggarakan sebagai bentuk kontribusi dari program studi Arsitektur ini, dihadiri kurang lebih 300 orang terdaftar baik dari pemakalah maupun peserta itu sendiri.
Acara ini tentu ada kaitannya dengan isu perpindahan ibu kota negara kita.
"Hal ini sebetulnya bisa dikaitkan dengan isu yang marak saat ini yaitu mengenai rencana perpindahan ibu kota, di mana kota yang saat ini telah terbentuk menimbulkan banyak sekali polemik atau permasalahan," papar Rizaldi Lufti, S.T.,M.M.,M.Sc.,M.A.R.S. atau kerap disapa Aldi selaku ketua pelaksana acara seminar nasional.
Seminar ini serta merta bertujuan untuk memberikan solusi efektif dalam menata sebuah kota.
"Dengan adanya acara ini diharapkan mampu menghasilkan solusi efektif terhadap bagaimana menata sebuah kota agar dapat terus berkelanjutan bagi masyarakat baik dari generasi satu ke generasi lainnya,” tambah Aldi.
Mengingat pentingnya acara ini bagi semua lapisan masyarakat terkait dari masing-masing profesinya. Oleh karena itu, sasaran acara ini adalah umum mulai dari praktisi, akademisi, asosiasi serta mahasiswa dan masyarakat umum.
Acara ini dikemas cukup menarik. Bukan serta merta dari konsep akademik saja, melainkan bertujuan agar bisa diterima oleh publik di mana banyak melibatkan stakeholder yang bukan hanya sebagai sasaran melainkan sebagai sponsor, stakeholder ini banyak berasal dari asosiasi maupun vendor yang erat kaitannya dengan dunia arsitektur.
Acara terbagi menjadi dua sesi, pertama sesi pleno yang menjadi topik utama diisi oleh pemateri dari berbagai kalangan, yaitu akademisi, asosiasi, praktisi yang dalam hal ini ialah pejabat kementerian yaitu Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dan yang kedua adalah sesi panel diskusi.
Aldi mengaku selama persiapan acara yang sampai 6 bulan lamanya ini tidak memiliki kendala apapun; semua berjalan lancar. Ia juga mengatakan bahwa prodi Arsitek kedepannya akan kembali mengadakan seminar nasional seperti ini dalam skala tahunan.
Aldi berharap dengan adanya acara seminar ini kedepannya bisa menemukan solusi sebagai sebuah dasar untuk menentukan langkah ke depannya dalam menata sebuah kota.
"Dan kebetulan karena kita disini kedatangan pejabat kementerian yang hadir sebagai narasumber, beliau itu bisa menjadi salah satu kontributor juga untuk menentukan langkah kebijakan kedepannya bagi sebuah kota terutama kota Jakarta ini," tutur Aldi.
Ketika ditanyakan soal pendapatnya mengenai isu perpindahan ibu kota, Aldi mengaku bahwa ia sangat mendukung jika dipandang dari kacamata arsitektur. Menurutnya sebuah kota tidak terlepas kaitannya dengan populasi yang akan terus tumbuh dan berkembang, sehingga semakin mempersempit kota Jakarta yang mempunyai segala fungsi; fungsi pemerintahan, perniagaan dan lain sebagainya. Pemerintahan sendiri memang sepatutnya harus punya titik fokus untuk wilayah pemerintahan sebagai ibu kota tanpa ada unsur kegiatan lain.
Walaupun banyak pro dan kontra dari masyarakat, tetapi jika dibayangkan rencana perpindahan ibu kota sendiri baru bisa kita lihat efektivitasnya pada tahun 2025 nanti, terutama soal kemacetan yang menjadi masalah utama ibu kota saat ini.
Penulis : Maya Asthika Pujianty
Editor : Winda