Melihat Pembangunan Unindra di Depok

Melihat Pembangunan Unindra di Depok

Keterangan Foto: Tampak dari depan Pendopo Indraprasta. sumber / dok / Progress / Azam.

Di kota yang identik dengan buah belimbing dan juga memiliki wali kota cerdas dengan wacana membebaskan lagu penghilang stres di lampu merah, Universitas Indraprasta PGRI atau biasa disingkat Unindra sedang membangun gedung baru yang beralamat di Kampung Kekupu, Jalan Harapan RT. 005 / RW. 03, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Menurut Google Maps, jarak antara kampus A di Ranco dengan gedung baru sekitar 18 kilometer. Jika ingin ke sana, kita dapat melewati Jalan Raya Sawangan dengan patokan balai desa, dari situ masuk ke dalam gang sekitar 1 kilometer untuk sampai. Atau jika ingin lebih mudah kita dapat menggunakan Google Maps langsung sebagai petunjuk arah.

Unindra memiliki tanah di kota tetangga Jakarta ini sejak tahun 2016, sekitar 3 tahun lalu. Awalnya tanah tersebut milik orang Jakarta dan beberapa warga sekitar, lalu dibeli oleh Unindra melalui Pak Dawan (warga sekitar sebagai perantara). Total luas lahan yang dimiliki sekitar 1 hektare atau 10.000 meter persegi. Dalam proses pembeliannya tersebut melibatkan notaris di Depok, dan lahan ini juga berstatus sertifikat hak milik. Di lahan seluas 1 hektare ini akan dibangun Pendopo Indraprasta, mess diklat, ruang arsip, ruang serbaguna, serbaguna outdoor, basemen, musala, wisma pimpinan, ruang rapat, dan juga jogging track.

 

foto: tampak dari dalam Pendopo Indraprasta yang dipenuhi alat wayang, sumber/dok/Progress/Azam.

Pendopo Indraprasta sudah dioperasikan sejak bulan Februari lalu, dengan memakan waktu satu tahun pengerjaannya. Dibangun sejak 2018, pendopo ini dipergunakan untuk latihan gamelan, wayang, dan tari oleh Sanggar Tari Unindra. Sanggar Tari Unindra terdiri dari mahasiswa, dosen, dan karyawan yang terlibat di dalamnya. Tempat ini dilengkapi oleh alat-alat perwayangan, gamelan, gong, dan alat lainnya untuk menunjang aktivitas tersebut. Ruangan ini berbentuk persegi panjang yang dilengkapi oleh berbagai ornamen wayang dan budaya jawa. Selain itu, tepat di samping luar ruangan ini terdapat dua kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan.

 

foto: lahan untuk mess 3 lantai dalam tahap penggalian pondasi (5/7). sumber/dok/Progress/Azam.

Sedangkan mess diklat, bangunan ini nantinya akan berada tepat di samping pendopo, namun posisinya agak sedikit lebih bawah karena kontur tanahnya bergelombang, naik dan turun. Mess diklat akan difungsikan sebagai tempat menginap dari peserta yang mengikuti kegiatan kampus. Tempat yang memiliki 3 lantai ini nantinya akan digunakan untuk berbagai kegiatan mahasiswa dan karyawan. Selain itu, menurut Ir. H. Soepardi Haris, M.T. (selaku perancang bangunan Unindra), dekat mess ini akan ada gudang penyimpanan gamelan.

Saat kami memantau langsung ke lokasi (5/7/2019) bangunan ini belum ada, masih dalam pengerjaan berupa pembangunan pondasi. Menurut Miat, pembangunan ini baru mulai dua hari dan rencananya ia hanya ditugaskan untuk membangun pondasi saja

“Saya dijatahnya [tugas] bikin cakar ayam [jenis pondasi] dan entar giliran besi lain orang lagi,” ujar Miat salah satu tukang yang membangun Gedung, saat diwawancarai pada (5/7/2019).

foto: hamparan lahan dan rerumputan yang berlubang akan dibangun basemen. sumber/dok/Progress/Azam.

Selama ini Unindra belum mempunyai Gedung atau tempat yang bisa digunakan untuk kegiatan mahasiswa, dosen, serta karyawan. Dan sejauh ini mahasiswa hanya bisa menggunakan Aula PGRI yang terbatas waktunya. Ruang kelas 1.4.7 – 1.4.9 Kampus A, Ranco yang bergiliran penggunaannya oleh mahasiswa S2 dan Aula Gedung 7 Kampus B, Gedong yang hanya boleh digunakan untuk kegiatan dosen. Selebihnya kegiatan mahasiswa dilakukan di luar kampus dengan menyewa tempat.

Angin segar berhembus ketika direncanakannya pembangunan gedung serbaguna, terdapat dua gedung yang akan dibangun yaitu : indoor dan outdoor. Gedung ini nantinya digunakan untuk kegiatan mahasiswa, dosen, dan karyawan. Namun menurut pantauan Progress (5/7/2019), gedung tersebut belum sama sekali dibangun. Terlihat hamparan tanah serta rerumputan dengan kontur yang bergelombang.

 

Penulis : Achmad Rizki Muazam

Editor : Nurulita