Partisipasi Ranggon Sastra dalam "Gebyar Keterampilan Berbicara"

Partisipasi Ranggon Sastra dalam "Gebyar Keterampilan Berbicara"

LPM Progress – Kamis (4/7) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Komunitas Ranggon Sastra ikut serta dalam memeriahkan acara Gebyar Keterampilan Berbicara yang diselenggarakan di Aula PGRI Kampus A Universitas Indraprasta PGRI (Unindra).

Dalam suasana yang diciptakan, kala itu penonton yang meliputi mahasiswa, dewan juri, dosen serta para undangan dibuat takjub dengan penampilan yang dibawakan oleh Komunitas Ranggon Sastra. Penonton juga dibuat penasaran karena ingin mengetahui bagaimana akhir dari pertunjukan teatrikal puisi yang mengangkat tema tentang “Balada Mahasiswa” yang mana mengusung konsep “Mahasiswa yang Sering Ikut-ikutan”.

Penampilan dari 8 orang anggota Ranggon Sastra di atas panggung sangatlah memukau, sehingga penonton tidak dapat menebak alur cerita yang akan ditampilkan oleh orang-orang berbakat di atas panggung tersebut. Dimulai dari 6 orang yang naik ke atas panggung; laki-laki dan perempuan, mereka berlari ke sana kemari mengikuti alur, diikuti oleh satu orang laki-laki yang duduk di atas kursi dan satu orang lagi seperti sedang menari, dengan gerakan yang begitu pelan dan menghadap tembok, bukan penonton.

Kemudian seseorang melempar topi ke tengah kerumunan orang-orang yang sedang berlari. Topi ini mengalihkan perhatian mereka, sehingga perhatian mereka tertuju pada topi tersebut. Dengan susah payah mereka memperebutkan topi tersebut untuk bisa memilikinya.

Adegan memperebutkan topi terhenti, karena adanya hentakan dari seorang lelaki yang duduk di atas kursi, diiringi dengan petikan gitar yang indah membuat semuanya bak terhipnotis dengan suasana yang diciptakan.

Penasaran bukan dengan aksi mereka kemarin? Untuk yang sudah menonton rasanya tidak ingin berhenti menatap ke arah panggung karena penampilan yang disajikan begitu memukau.

“Sebenarnya saya baru pertama kali liat Ranggon Sastra, saya kira Ranggon Sastra itu hanya menampilkan drama yang biasa. Eh, ternyata penampilan mereka sangat menarik karena pada saat mereka mulai penampilan kemarin, saya sempat bingung ini maksudnya apa, kok topi direbutin gitu,” kata Agus Triana, salah satu panitia acara yang dibuat kagum oleh penampilan Komunitas Ranggon Sastra.

“Nah ketika saya telaah lagi ternyata maksudnya itu sangat dalam dan menyindir secara halus khususnya untuk para mahasiswa,” lanjutnya.

Dalam penampilannya, kader yang dibantu ketua Ranggon ini mempersiapkan konsep hanya dalam waktu satu malam. Mereka mengusung konsep ini karena melihat banyaknya mahasiswa di zaman sekarang yang hanya ikut-ikutan dari berbagai macam hal seperti fashion, bacaan, dan film. Konsep ini menekankan bahwa mahasiswa di zaman sekarang harusnya dapat mengambil ilmu terbaik. Yang mereka pelajari bukan hanya mengambil sesuatu yang menurut mereka perlu. 

“Mengkritik mahasiswa yang tujuannya itu hanya tentang pangkat, jabatan, nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) tinggi, cepat lulus, ikut seminar hanya untuk sertifikatnya saja, dan pulang tanpa membawa ilmu apapun,” kata Tegas Mugi, selaku mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Unindra yang tergabung dalam kader Komunitas Ranggon Sastra, usai pertunjukan teatrikal puisi.

Mereka berharap banyak mahasiswa yang mengerti bahwa, ketika belajar tidak semata-mata untuk mendapatkan nilai tinggi seperti IPK dan lain-lain. Sudah seharusnya kita sebagai mahasiswa menimba ilmu agar dapat mengaplikasikannya, serta bermanfaat untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

 

Penulis : Ayu Anggraini

Editor  : Nurulita