UI End Game Episode 2: Menuntut Kebijakan Rektorat UI
Universitas Indonesia (UI) membuat kebijakan yang seharusnya tak dilakukan oleh kampus yang akses jalannya digunakan untuk lalu lintas warga yaitu penerapan Secure Parking, dimana kebijakan tersebut membuat akses masuk UI diharuskan membayar dan skema pembayarannya diterapkan seperti skema parkir mall.
Dari uji coba pagi tadi, Senin (15/7) dampaknya kemacetan mencapai lebih dari 1 km karena kepadatan kendaraan roda dua pada setiap masuk pintu UI. Berdasarkan kebijakan tersebut, mahasiswa UI yang bergabung dengan Ojek Mitra Kampus (OMK) melakukan aksi pada Senin (8/7) lalu yang menuntut peninjauan dan pengkajian kembali terhadap kebijakan tersebut yang bertajuk "UI End Game", serta belum ada tindak lanjut sampai kebijakan tersebut benar-benar diterapkan.
Hingga pada hari ini mahasiswa dan OMK mengadakan aksi menuntut rektorat untuk mengkaji ulang sistem pengelolaan parkir dan membuat forum yang melibatkan pihak atas kebijakan ini, serta memperhatikan asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagai lembaga negara dan institusi pendidikan seperti Analisis Dampak Lalu Lintas (AMDALALIN).
Aksi UI End Game Episode 2 ini dimulai di depan pintu masuk utama UI dan kemudian massa aksi melakukan long march sampai ke depan gedung rektorat sambil menyanyikan nyanyian–nyanyian penolakan. Aksi ini diwarnai dengan penyegelan gate Secure Parking oleh para massa aksi dan berbagai orasi dari elemen organisasi mahasisa UI dan juga perwakilan dari OMK.
Bagi OMK kebijakan ini sangatlah merugikan, karena mereka yang mangkal diharuskan membayar dan pembayaran parkir semakin membengkak karena skema parkir seperti mall, hal itu menjadikan omzet perhari dari OMK menjadi menurun.
“Sangat keberatan dan khawatir, karena kita ojek bukan karyawan. Sumber mata pencarian dari sini, sekarang belum terasa dampaknya karena tarif yang kita tawarkan masih normal seperti biasa, kalau kita menaikan tarif belum tentu penumpang akan tetap naik ojek kita,” ujar bapak Heru, selaku OMK.
Penulis : M Syahrul
Editor : Rara