Unindra sebagai Pelaksana Konferensi  Internasional  Berbahasa Indonesia

Unindra sebagai Pelaksana Konferensi  Internasional  Berbahasa Indonesia

Ket. Gambar: Rektor Unindra memberi sambutan pada acara KIBAR (28/10). (Sumber: Youtube Universitas Indraprasta). 

 

LPM Progress – Rabu (28/10) telah berjalan dengan sukses acara Konferensi Internasional Berbahasa Indonesia (KIBAR) 2020 yang diadakan oleh Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) melalui daring. Dalam kesempatan ini mengambil tema “Bersama Menuju Indonesia Maju, Bersama Menjadikan Bahasa Indonesia Mendunia”.

Acara ini dibuka langsung oleh  sambutan Prof. Dr. Sumaryoto selaku Rektor Unindra.

“Sudah lebih dari 45 negara di dunia ini, diajarkan Bahasa Indonesia  melalui program studi di masing masing negara. Itu satu pertanda bahwa tidak sedikit masyarakat yang sudah mau belajar Bahasa Indonesia,” jelas Sumaryoto saat menyampaikan pidato sambutan.  

Dalam rangkaian acara ini juga terdapat empat sesi pleno yang diisi oleh para tamu undangan dari berbagai negara.

 

Baca juga: KIBAR : Pengayaan Pembelajaran Sastra Berbasis Digital

 

Sesi pleno pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A. (Rektor Universitas Negeri Surabaya). Judul makalah yang disampaikan adalah “Potensi peluang dan tantangan Bahasa Indonesia sebagai bahasa jurnal ilmiah Internasional”. Dalam materinya beliau menyampaikan kementrian luar negeri harus melakukan diplomasi tingkat tinggi kepada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) agar Bahasa Indonesia dapat diterima sebagai bahasa PBB, tanpa diplomasi maka sulit Bahasa Indonesia diterima di PBB.

Sesi pleno kedua disampaikan oleh Asst Prof. Siriporn Maneechhukate (Maejo University, Thailand). Judul makalah yang disampaikan adalah “Sudut Pandang Orang Thailand terhadap Bahasa dan Budaya Indonesia”. Dalam materinya ia menyampaikan poin – poin bahwa Indonesia dengan istilah Simpati, hal yang pasti di temukan dalam masyarakat Indonesia yang luar biasa ramahnya, simpati yang menjadi alat atau kunci penting yang bisa menjalankan perkembangan Bahasa Indonesia di luar, Bahasa dan Budaya Indonesia mudah dan pantas diterima di luar negeri.

Sesi pleno ketiga disampaikan oleh T.S. Dr. Maria Binti Mohammad (Politeknik Ibrahim Sultan Malaysia). Judul makalah yang disampaikan adalah “Amalan Studio Praktis Ilustrasi Lukisan Kajian: Gaya Hibrid Seni + Seni Bina”. Dalam materinya disampaikan walaupun melukis berbeda beda setiap individu, meski menggunakan teknik, media & alat yang sama namu gaya tetap sama.

Sesi pleno keempat disampaikan oleh Prof. Dr. Koh Young Hun (Hankuk University of Foreign Stuies (HUFS), Seoul, Korea). Judul makalah yang disampaikan adalah “Penerapan Smart Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Korea” dalam materinya disampaikan Bahasa Indonesia cukup bergengsi di Negara Korea, beberapa hal pengangkat digital perlu di persiapkan seperti laptop, handphone, dan buku digital, “Kalau bukan orang Indonesia yang berbahasa baku, siapa lagi?” ujar Prof. Dr. Koh Young Hun. Saat menyampaikan kesimpulan dari materi tersebut.

Selanjutnya acara ini dilanjut dengan sesi tanya jawab dan sesi pembagian peserta kepada panel-panel yang telah disediakan oleh panitia. Panel – panel yang telah di sediakan panitia meliputi Multidisiplin, Kajian Bahasa dan Sastra, Pendidikan dan Teknologi, dan yang terakhir seni dan media. Acara tersebut ditutup dengan bergabungnya peserta bersama ruang panel diskusi yang telah dipilih.

 


Wartawan : Hafizh Khoiruddin

Penulis : Hafizh Khoiruddin

Editor: Fitriyatul Hasanah